URtrending

Posting Jalan Rusak ke Facebook, Guru Ini Kena Semprot Aparat Desa

Nivita Saldyni, Jumat, 12 Maret 2021 17.41 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Posting Jalan Rusak ke Facebook, Guru Ini Kena Semprot Aparat Desa
Image: Kondisi jalan Desa Cijalingan yang viral.(Instagram @fakta.indo)

Sukabumi - Pemerimtahan Desa Cijalingan, Cicantayan, Sukabumi tengah jadi sorotan usai sejumlah perangkat desanya ngamuk kepada seorang guru yang memposting jalanan yang rusak di desa tersebut ke Facebook. Hal tersebut pun menjadi perbincangan netizen pada Jumat (12/3/2021).

Dari video yang beredar di internet, tampak beberapa orang berkumpul di sebuah ruangan.

Mereka terbagi menjadi dua kubu, aparat pemerintah Desa Cijalingan dan seorang guru yang duduk di sebrang mereka.

Suasana pun tampak mencekam karena beberapa laki-laki yang merupakan aparat desa itu ngamuk.

Berawal dari Postingan di Facebook

Dari penelusuran Urbanasia, ternyata semua ini berawal dari postingan seorang guru bernama Eko Purtjahjanto di akun Facebook-nya pada 8 Maret 2021.

Saat itu, Eko memposting sebuah video yang memperlihatkan kondisi sebuah jalan desa yang rusak dan penuh dengan pohon pisang di kanan dan kirinya sebagai bentuk protes warga.

1615545679-aparat-desa-cijalingan.JPGSumber: Sejumlah perangkat Desa Cijalingan menemui Eko. (Instagram @fakta.indo)

"Nah ini jalan yang sudah ditanami pisang oleh warga karena rusak. Ini bentuk protes warga," kata Eko sambil menunjukkan kondisi jalan yang berlubang di beberapa bagiannya itu.

Namun tak lama kemudian, beredar video guru SMPN 1 Cicantayan itu kena semprot oleh sejumlah aparat Desa Cijalingan. Aksi itu terekam saat Eko dipertemukan dengan sejumlah aparat desa.  

"Apa maksudnya? Tujuannya apa?" tanya seorang perangkat desa berbaju putih dengan masker hitam sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Eko.

"Nggak ada tujuan apa-apa, Pak," jawab Eko.

"Kenapa posting di Facebook?" tanyanya lagi.

"Saya kan nggak berani nyebut desanya. Saya gak berani," jawab Eko.

"Ada. Ada!" balas sejumlah aparat desa dengan nada tinggi.

"Ada desa itu. Coba baca lagi," imbuh aparat berbaju putih itu. 

"Itu sungai pak," balas Eko.

"Jangan nantang kamu, hah!" kata aparat desa itu semakin meninggikan suaranya.

Mereka pun sempat menanyakan maksud Eko memposting video tersebut. Bahkan salah satu di antara aparat perangkat desa itu curiga ada yang menyuruhnya melakukan hal tersebut. Namun Eko bersikeras membantah ada maksud terselubung dari postingannya itu.

Postingan Dihapus, Eko Minta Maaf Lewat Facebook 

Pada 10 Maret 2021, Eko lewat akun Facebooknya meminta maaf kepada seluruh warga dan aparat Desa Cijalingan. Namun saat video permintaan maaf ini diposting, video Eko yang menyulut emosi aparat desa sudah menghilang.

"Saya Eko Purtjahjanto ingin mengklarifikasi perihal postingan saya di media sosial Facebook ini mengenai foto jalan yang rusak," kata Eko.

"Saya menyatakan tidak ada maksud apapun dan menjelekkan pihak manapun. Maka dari itu dengan hati yang paling dalam saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Desa Cijalingan beserta perangkat pemerintahannya. Atas postingan saya yang kemarin, tanggal 8 Maret 2021, sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya," imbuhnya.

Eko Dapat Dukungan dari Netizen

Hingga berita ini dibuat, video permintaan maaf Eko itu telah ditonton lebih dari 10 ribu kali. Bahkan di kolom komentarnya, Eko mendapatkan dukungan dari netizen Indonesia.

"Knp bapak Eko yg minta mff.... Harus nya perangkat desa yg minta mff. Blum bisa memperbaiki jln yg rusak....," komentar salah seorang netizen.

"Pak eko ga salah ih , wajar lah kita mengkritik . semangat terus pak disini banyak yg support bapak," komentar lainnya.

"Tidak perlu takut dan minta maaf Pak, seharusnya para perangkat desa BPK yang minta maaf, karena membiarkan jalanan di desa BPK rusak.. ada Dana Desa Lo..," kata netizen lain.

Sementara dilansir Instagram @fakta.indo, video yang beredar tersebut telah dibenarkan oleh Kepala Desa Cijalingan, Didin Jamaludin.

Hal itu dilakukan aparat perangkat Desa Cijalingan karena Eko mempostingnya ke media sosial.

Padahal menurut Didin, jika memang ada yang ingin disampaikan kepada pemerintah desa maka lebih baik disampaikan langsung tanpa harus mempostingnya di media sosial.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait