URnews

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Melarikan Diri ke Maldives

Shelly Lisdya, Rabu, 13 Juli 2022 10.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Melarikan Diri ke Maldives
Image: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. (president.gov.lk)

Jakarta - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa telah meninggalkan negaranya dengan jet militer, di tengah protes massa atas krisis ekonomi.

Dilaporkan BBC, angkatan udara negara itu mengonfirmasi bahwa pria berusia 73 tahun itu terbang ke Maladewa bersama istri dan dua pejabat keamanannya. Mereka tiba di kota Male, Ibu Kota Maldives, sekitar pukul 03:00 waktu setempat (22:00 GMT).

Kepergian Rajapaksa mengakhiri dinasti keluarga yang telah memerintah Sri Lanka selama beberapa dekade. Dia bersembunyi setelah orang banyak menyerbu kediamannya pada hari Sabtu (9/7/2022).

Sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa telah berjanji untuk mengundurkan diri pada hari ini, Rabu 13 Juli 2022. Namun, pagi tadi para pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia belum menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada ketua parlemen.

Saudaranya, mantan Menteri Keuangan Basil Rajapaksa, juga telah meninggalkan negara itu, kata beberapa sumber kepada BBC. Dia dikabarkan sedang menuju ke AS. 

"Berhenti sekarang atau hadapi protes besar-besaran," kata Rajapaksa ketika orang-orang Sri Lanka terbangun karena berita kepergian presiden, ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibukota, Kolombo. Banyak yang berkumpul di Galle Face Green, tempat protes utama kota itu.

Warga Sri Lanka menyalahkan pemerintahan Presiden Rajapaksa atas krisis ekonomi terburuk mereka dalam beberapa dasawarsa. Selama berbulan-bulan mereka berjuang dengan pemadaman listrik setiap hari dan kekurangan kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan dan obat-obatan. 

Pemimpin, yang menikmati kekebalan dari penuntutan saat dia menjadi presiden, diyakini ingin melarikan diri ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan penangkapan oleh pemerintahan baru.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait