URtech

Punya 27 Sensor Aktif, Aplikasi ini Siap Pantau Kualitas Udara Jakarta

Anisa Kurniasih, Kamis, 24 September 2020 18.07 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
 Punya 27 Sensor Aktif, Aplikasi ini Siap Pantau Kualitas Udara Jakarta
Image: Ilustrasi aplikasi Nafas (Istimewa)

Jakarta - Para pakar memperkirakan bahwa polusi udara turut berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan karena polusi di Jakarta setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, terdapat 11 kasus per menit.

Hal itu disampaikan Gubernur DKI Anies Baswedan melalui teleconference  peluncuran kerjasama 'Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta 'oleh Pemprov DKI bersama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies, Rabu (23/9/2020).

Dalam event tersebut, Pemprov DKI mengumumkan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta, termasuk website dan dokumen 'Menuju Udara Bersih Jakarta' guys. 

Nah, langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien, yang salah satu inisiatifnya adalah memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta.

Sebagai aplikasi kualitas udara lokal yang telah diluncurkan minggu ini, 'nafas' telah memasang 27 sensor kualitas udara di berbagai titik DKI Jakarta.

Setiap sensor itu nantinya dapat memberikan data kualitas udara real-time bagi pengguna melalui aplikasi. Aplikasi pemantauan kualitas udara ini memberikan data kualitas udara di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.

“Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat kami merancang nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek," ungkap Nathan Roestandy, co-founder & Chief Executive Officer nafas dalam siaran pers yang diterima Urbanasia, Kamis (24/9/2020).

Piotr Jakubowski, mantan Chief Marketing Officer Gojek sekaligus co-founder & Chief Growth Officer nafas mengatakan, “Sensor yang kami gunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, Belgia dan lain-lain.”

Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, Nathan dan Piotr berharap data kualitas udara ini bisa dipakai pemerintah dan juga publik dengan aplikasi yang mudah dipakai dan dibaca.

"Jaringan pemantauan yang  besar memungkinkan warga Jakarta tidak hanya memantau udara yang mereka hirup secara real time, tetapi juga memberi mereka alat yang ampuh untuk memastikan bahwa inisiatif penting ini berjalan seperti yang dijanjikan," sambung Isabella Suarez, Southeast Asia Analyst di CREA (Center For Research on Energy and Clean Air) salah satu organisasi yang menjalankan riset tentang polusi udara.

Nah, salah satu contoh case study kesuksesan pemasangan jumlah sensor pemantauan kualitas udara adalah Breathe London, inisiatif pemerintah kota London di Inggris. Dengan menciptakan jaringan 100 sensor, proyek tersebut melengkapi kekurangan data area dengan tingkat polusi tinggi yang tadinya belum terpenuhi.

Dengan data jaringan pantauan kualitas udara yang luas, pemerintah kota London mengimplementasikan beberapa inisiatif, berefek pada penurunan konsentrasi polutan sebanyak 36% dalam kurun waktu 6 bulan, dan pemetaan data tersebut juga membantu menurunkan tingkat polusi dan kebijakan pengendalian polusi sesuai target.

“Proyek Breathe London adalah contoh menarik. Berkat kehadiran jumlah alat pemantauan kualitas udara yang tinggi, hal ini mampu membawa kesuksesan kepada kota untuk mengatasi masalah polusi udara. Kami harap akses kepada data kualitas udara dari aplikasi nafas mampu membantu Pemprov DKI mencapai inisiatif ‘Menuju Udara Bersih Jakarta’,” Tutup Piotr. 

 

--

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait