URsport

Qatar Diterpa Berbagai Isu, FIFA Jamin Semua Orang Bisa Nonton Piala Dunia

Gagas Yoga Pratomo, Senin, 22 November 2021 13.54 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Qatar Diterpa Berbagai Isu, FIFA Jamin Semua Orang Bisa Nonton Piala Dunia
Image: Jam hitung mundur digital untuk mengingatkan satu tahun sebelum kickoff piala dunia 2022 di Qatar (Instagram/fifaworldcup)

Jakarta - Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Gianni Infantino, menegaskan bahwa semua orang diperbolehkan untuk menyaksikan langsung Piala Dunia 2022 di Qatar. 

Pernyataan itu disampaikan Infantino saat jam hitung mundur digital dipajang di Doha, Qatar, untuk mengingatkan satu tahun sebelum kickoff Piala Dunia 2022.

Hal tersebut diutarakan FIFA karena Qatar diterpa berbagai isu kontroversial seperti undang-undang anti LGBTQ yang ditetapkan Qatar, kesejahteraan pekerja migran dan tudingan korupsi.

"Kita tak boleh beranggapan seandainya kita diam di rumah saja dan hanya mengkritik, maka segalanya bakal berubah. Segalanya sudah membaik. Segalanya akan terus membaik," kata Infantino seperti dikutip Reuters, Senin (22/11/2021).

Dalam acara yang diselenggarakan Minggu malam waktu setempat, pemain bintang sepak bola seperti David Beckham dan Samuel Eto'o hadir untuk menyaksikan pertunjukan drone dari dermaga di West Bay Doha. 

Namun di sela-sela acara, para pejabat bersikap defensif dalam isu-isu penting yang telah mengganggu turnamen ini selama bertahun-tahun.

Nasser Al Khater CEO Piala Dunia 2022 membela dengan mengatakan “Qatar sudah diperlakukan dan diadili secara tidak adil, diperlakukan tidak adil bertahun-tahun,” kata Nasser.

Naseer juga membantah tuduhan dari Departemen Kehakiman AS yang mengatakan bahwa suap telah dibayarkan untuk mengamankan suara ketika Qatar dianugerahi hak menjadi tuan rumah Piala Dunia ini pada 2010.

Selain itu, Amnesty International baru-baru ini mengatakan bahwa reformasi perburuhan di Qatar belum memperbaiki kehidupan pekerja. 

Adapun praktik seperti menyandera gaji dan meminta pekerja berganti pekerjaan masih menjadi hal yang biasa dilakukan. Pemerintah Qatar menolak temuan Amnesty International ini.

Naseer membela kemajuan negara ini dalam hak asasi manusia dengan menunjuk reformasi tenaga kerja yang baru-baru ini dilakukan, tetapi mengingatkan bahwa masih banyak tugas yang harus dikerjakan.

Kemudian, pada Jumat (19/11/2021), Organisasi Buruh Internasional (ILO) juga mengatakan bahwa Qatar tidak cukup menyelidiki dan melaporkan para pekerja yang meninggal dunia di negara itu, demikian seperti dilansir dari Antara. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait