URtech

Raja Kripto Hong Kong Meninggal Muda, Kematiannya Misterius

Shinta Galih, Rabu, 30 November 2022 12.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Raja Kripto Hong Kong Meninggal Muda, Kematiannya Misterius
Image: Raja kripto asal Hong Kong, Tiantian Kullander. (SCMP)

Jakarta - Raja kripto asal Hong Kong, Tiantian Kullander, dikabarkan meninggal. Namun kematian pria yang masih berusia 30 tahun itu dinilai misterius.

Kabar meninggalnya Tiantian diumumkan langsung di situs web Amber Group, perusahaan cryptocurrency yang dia dirikan. Tidak disebutkan di mana dan apa penyebab kematian sang Raja Kripto.

Kematiannya yang mendadak telah mengejutkan banyak orang di dunia bisnis Hong Kong. Tak pelak, hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada salah satu pendiri perusahaan tersebut.

Menurut New York Post, berita itu muncul ketika Amber Group berada di titik puncak untuk mendapatkan investasi besar, dan dilaporkan sedang dalam proses mengumpulkan sekitar US$ 100 juta atu sekitar Rp 1,5 miliar.

Blog, situs pop-up, dan halaman crypto telah dibanjiri dengan pertanyaan seputar kematian, dengan topik yang paling banyak dicari termasuk “Penyakit apa yang diderita Tiantian?” dan "Penyebab kematian Tiantian".

Menurut Crypto News, pengusaha yang berbasis di Hong Kong itu dikenal oleh teman dan keluarganya sebagai "TT". Pada 2017, dia meluncurkan Amber Group bersama sekelompok teman dari Goldman Sachs dan Morgan Stanley.

TT bekerja sebagai pedagang di kedua raksasa keuangan tersebut sebelum resign. Pada tahun 2019, TT mengukuhkan namanya sebagai trader dan ahli cryptocurrency setelah masuk dalam daftar bergengsi Forbes 30 Under 30 bersama rekan pendirinya.

Menurut Lee Daily, Kullander diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 47 triliun.

Di kalangan crypto, TT dihormati dan dikagumi. Di tangannya, Amber Group telah meraih sukses besar dengan valuasi US$3 miliar setelah mencetak putaran pendanaan US$ 200 juta awal tahun ini.

Sementara situs webnya, tim menggambarkan dirinya sebagai tim 'teknolog wirausaha, pedagang, dan insinyur dalam misi untuk menciptakan pasar tanpa gesekan'.

Berita kematian Tiantian telah memicu serangkaian teori konspirasi setelah kematian jutawan cryptocurrency Nikolai Mushegian.

Mushegian meninggal pada 28 Oktober pada usia 29 tahun, menurut New York Post. Dia tenggelam di pantai Puerto Rico hanya beberapa jam setelah posting tweet bahwa Mossad dan CIA berusaha membunuhnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait