URamadan

Main Game saat Puasa di Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

Nivita Saldyni, Selasa, 27 April 2021 19.15 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Main Game saat Puasa di Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?
Image: Ilustrasi main game online. (Pixabay/jackinboxs)

Sidoarjo - Selama Ramadan pasti tak sedikit Urbanreaders yang beragama Islam memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain game sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tapi sebenarnya bagaimana ya hukumnya bermain game saat tengah menjalankan ibadah puasa? Benarkah akan membatalkan puasa kita?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Urbanasia pun bertanya langsung kepada Ustadz Luqman Hakim dari PBNU Sidoarjo mengenai hukum bermain game saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Nah seperti apa hukumnya? Simak obrolan Urbanasia bersama Ustadz Luqman berikut ini.

Pada dasarnya, menurut Ustadz Luqman, bermain game hukum asalnya adalah mubah atau diperbolehkan. Asal dalam game tersebut tidak ditemukan unsur-unsur yang membuat kita yang memainkannya sampai melalikan kewajiban kita sebagai seorang muslim.

“Game online adalah sebuah aktivitas yang di situ menghibur diri dan selagi tidak bertentangan dengan syariat atau agama, maka hukum asalnya adalah mubah,” kata Luqman saat dihubungi Urbanasia pada Selasa (27/4/2021).

“Kecuali kemudian muncul, dari hal yang sebenarnya mubah, dampak-dampak yang bertentangan dengan syariat. Akhirnya jatuhnya nanti kalau tidak makruh, kalau parah bisa sampai haram,” imbuhnya.

Misalnya saat Urbanreaders bermain game online atau apapun itu bentuk game-nya, sebenarnya hukumnya boleh. Namun ada beberapa hal yang membuat memainkan game tersebut hukumnya menjad makruh atau bahkan haram.

“(Bermain game) menjadi masalah bilamana game tersebut berdampak pada hal-hal yang sampai meninggalkan salat, kewajiban atau mungkin akan kehilangan dari makna esensi puasa. Ketika puasa diisi dengan game online sehingga bermalas-malasan ibadah. Setidaknya hukum yang terendah dari mubah kalau ada dampak mudaratnya menjadi makruh bahkan menjadi haram,” jelasnya.

Seperti apa sih bermain bermain game yang hukumnya haram?

Menurut Ustadz Luqman, main game dikatakan haram saat berpuasa jika akibat bermain game tersebut kita jad meninggalkan kewajiban. Hal ini juga berlaku saat kamu keasyikan menonton drama Korea loh guys.

“Misalnya apa kalau haram? Kalau sampai meninggalkan kewajiban. Atau dari kontennya. Tidak hanya game online, (menonton) drakor pun bisa. Asalnya mubah menjad makruh atau menjadi haram. Bisa itu, bilamana gara-gara (menonton) drakor jad meninggalkan kewajiban salat dan sebagainya,” kata Ustadz Luqman.

Selain itu bisa juga dikatakan haram kalau kontennya mengandung hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Misalnya mengandung unsur pornografi, menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

“Kedua, aspek yang membuat hukum beranjak menjadi makruh bahkan haram bilamana kontennya. Sekarang game online kan ada iklannya yang berbau porno. Nah itu akan menjadi haram akhirnya jika bermain ketangkasan itu bertentangan dengan syariat. Mengumbar aurat dan sebagainya, meskipun gambarnya itu hanya sebuah karikatur, bukan gambar nyata karena bisa mengundang kemaksiatan,” imbuh Ustadz Luqman menjelaskan.

Lantas apakah bermain game saat puasa tidak diperbolehkan?

Ustadz Luqman menegaskan bukan artinya tidak diperbolehkan loh Urbanreaders. Namun kamu harus tahu batasannya, ya.

“Karena hukum asalnya adalah mubah. Tentunya mubah itu harus ada batasnya, jangan sampai kebablasan,” tegasnya.

Sehingga ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan guys sebelum memainkan game saat berpuasa di bulan Ramadan. Kamu harus perhatikan kontennya, isinya, dan jangan sampai lupa waktu hingga akhirnya melaluikan kewajiban kamu sebagai muslim, ya!

Apalagi makna bulan Ramadan sendiri, kata Ustadz Luqman adalah dimana kita harus menahan dan mengendalikan diri. Sehingga kalau kamu mau total melaksanakan ibadah di bulan Ramadan, tentu mengurangi atau menghindari hal-hal yang kurang memiliki manfaat adalah pilihan tepat.

“Nah di Ramadan ini kita dilatih untuk menahan diri, mengendalikan diri, sehingga di dalam Ramadan ini kita seakan-akan dalam Ramadan ini kita mengambil jarak dari rutinitas yang mungkin tidak begitu penting batas hidup dan kehidupan kita. Malah kewajiban kita puasa diisi dengan game-game terus, nonton drakor terus, ya itu kan tidak pengendalian diri, sama halnya dengan di luar Ramadan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ustadz Luqman mengatakan, jika mengingat nasihat dari Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin bahwa orang berpuasa itu ada tiga tingkatannya. Pertama kelas orang awam, kedua puasanya orang khusus, dan yang ketiga puasa khususnya orang yang istimewa.

“Kelas pertama kelas orang awam, tolak ukurnya bilamana berpuasa kita merasa batal dikarenakan oleh hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Tolak ukur kita batal karena itu atau melakukan hubungan suami-istri, meskipun dengan istri sendiri misalnya,” katanya.

Kemudian untuk kelas kedua, mereka akan merasa batal puasanya jika dia itu bergunjing, atau berbohong, bahkan hal-hal lain yang sifatnya secara hakiki tidak membatalkan puasa tapi esensi puasa menjadi berkurang. Disitulah ia merasa puasanya batal.

“Kelas kedua ini mungkin ulama ya yang punya kapasitas kesalihan di atas orang awam,” imbuhnya.

Nah kelas terakhir adalah puasanya para kekasih Allah. Mereka yang masuk dalam kelas ketiga ini akan merasa batal puasanya jika bukan hanya karena tidak bisa menahan haus dan lapar semata, atau bahkan karena berbuat maksiat. Namun mereka akan merasa batal manakala lupa kepada Allah SWT.

“Kalau ditinjau dari (tiga kelas) ini, mestinya orang yang melakukan game online ini ya sudah gak karuan batalnya bagi orang yang spesial ini karena mereka terbuai dengan aktivitas yang nggak perlu, menghibur diri yang terlalu mengumbar keinginannya sehingga esensi puasa itu yang mustinya kita ditempa dalam Universitas Ramadan itu kan hendaknya alumninya di 11 bulan kemudian benar-benar bisa terkendali dari luapan-luapan dorongan nafsunya atau godaan-godaan sekitarnya, harusnya begitu,” tegasnya.

Oleh karena itu, Ustad Luqman mengatakan bahwa sayang sekali jika Ramadan ini dihabiskan untuk hal-hal yang kurang berguna, salah satunya bermain game ataupun menonton drakor. Alangkah baiknya jika Ramadan yang hanya satu bulan kita jalani ini diisi dengan mengkaji Al-Quran, merenungkan diri, dan hal-hal lainnya yang bisa menambah kesempurnaan ibadah kita.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait