URnews

Ramai Gempa 8,7 M dan Tsunami di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

Shelly Lisdya, Sabtu, 5 Juni 2021 14.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ramai Gempa 8,7 M dan Tsunami di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG
Image: Ilustrasi daerah terdampak tsunami (Pixabay/WikiImages)

Jakarta - Baru-baru ini, publik tengah diramaikan terkait tren peningkatan gempabumi di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur.

Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempabumi bisa saja terjadi hingga skala 8,7 magnitudo di provinsi tersebut hingga memicu tsunami.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, dari hasil analisis tersebut, seluruh pesisir Jawa Timur berpotensi diterjang tsunami apabila ada gempa besar.

"Hasil analisis, potensi tsunami bisa mencapai 22 sampai 29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar," ujarnya dalam webinar, seperti dikutip dari YouTube InfoBMKG, Sabtu (5/6/2021).

Hasil analisis dan kajian BMKG tersebut juga menyatakan, bahwa potensi genangan hasil tsunami bisa mencapai setinggi 22 meter.

"Bukan tinggi gelombang, ini masuk genangan pinggir pantai. Bahkan bisa menjorok ke daratan cukup jauh," imbuhnya.

Ia melanjutlan, berdasarkan data sejak tahun 2008 lalu, ada sejumlah zona kosong di antara sekian ratus titik gempa di wilayah Selatan Jawa Timur. 

Zona kosong yang disebut gap seismik tersebut dikhawatirkan menjadi potensi gempa. Hal ini karena belum melepaskan energi.

"Ini kami jadikan skenario, diambil kemungkinan magnitudo tertinggi, kemungkinan 8,7 magnitudo untuk memprediksi kejadian tsunami, ketinggian ombak, jarak masuknya," bebernya.

Sementara itu, Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengimbau masyarakat untuk tidak panik terkait informasi model skenario terburuk dengan potensi gempa di Selatan Jawa Timur.

Ia menjelaskan, bahwa informasi tersebut sebagai model skenario terburuk untuk merancang mitigasi.

"Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi. Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu," katanya melalui akun Twitter pribadinya.

Daryono juga menyebut, bahwa potensi gempa besar dan tsunami tidak hanya terjadi di Jawa Timur saja, melainkan di beberapa daerah di Indonesia.

"Jadi respons mitigasi yang dinanti bukan kepanikan, potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba, bukan Jatim saja," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait