URtrending

Ramai #NadiemManaMahasiswaMerana, Minta Nadiem Potong Biaya Kuliah

Nunung Nasikhah, Rabu, 3 Juni 2020 11.51 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ramai #NadiemManaMahasiswaMerana, Minta Nadiem Potong Biaya Kuliah
Image: Twitter@rripaan

Jakarta – Pandemi coronavirus disease (COVID-19) tak hanya berdampak terhadap kehidupan pekerja, namun juga para mahasiswa.

Terlebih selama pandemi ini, mereka lebih banyak disibukkan dengan kuliah secara online tanpa bisa merasakan fasilitas kampus seperti biasanya.

Namun, sebentar lagi adalah waktu bagi para mahasiswa untuk membayar uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau uang kuliah tunggal (UKT) semester ganjil.

Karena nominalnya yang cukup tinggi, banyak mahasiswa yang mengeluh dan meminta diberi keringanan, pemotongan bahkan penghapusan uang kuliah tersebut.

Banyak mahasiswa di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia telah berdemo meminta uang kuliah di-diskon.

Namun, karena tak mendapatkan respon yang baik dari pihak kampus, para mahasiswa kemudian ramai membuat tagar #NadiemManaMahasiswaMerana hingga trending di Twitter.

Tagar tersebut ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim agar membuat kebijakan penurunan atau pemotongan uang kuliah di masa pandemi seperti saat ini.

“Yth Bapak Menteri milenal seharusnya paham betapa ambyarnya mahasiswa menghadapi pandemi ini. Banyak dari kami kesulitan ekonomi tapi kampus2 dibiarkan menagih UKT. Menteri milenial kami mana ya? Ngga mungkin kehabisan kuota,” protes seorang mahasiswa di Twitter.

“Materi perkuliahan yg didapat tidak tuntas, fasilitas tidak dipakai, yg dikasih hanya materi dan dikasih tugas deadline waktunya mepet banget! Setidaknya harus ada kebijakan yang seimbang untuk kami pak, Turunkan UKT dipandemi ini,” timpal mahasiswa lainnya.

Selain itu, banyak pula mahasiswa yang mengaku bahwa perekonomiannya terdampak pandemi COVID-19 serta harus kehilangan pekerjaan karena di-PHK. Dengan begitu, membayar uang kuliah dengan nominal yang tinggi dirasa sangat memberatkan.

“Banyak dari kami yg orang tua nya di PHK pak, banyak dari kami yg susah mencari uang di tengah pandemi ini, bukan nya alay dan bukan nya ngeluh emang ini fakta pak, sedangkan di tengah2 keadaan gini kami tertekan dengan biaya UKT,” tutur seorang mahasiswa.

Protes juga datang dari para mahasiswa akhir yang harus melakukan bimbingan skripsi dan magang online. Begitu juga dengan mereka yang harus lulus tanpa selebrasi wisuda dan yudisium.

“Bagi mahasiswa akhir smstr 6, kuliah di masa pandemi itu mnyesakkan, krn sudah kuliah online, kkn pun online, magang pun tdk tau bgaimana kbarnya, ditmbh dgn adanya pmbiayaan ukt utk smstr 7 dpan, mhasiswa mnjdi sngsara krna tdk adanya pngurangan UKT,” protes seorang mahasiswa.  

“Pemberian Materi TERTUNDA. Bimbingan, Sidang, sampe Wisuda juga ditunda. Kok UKT gabisa ditunda? Lagi-lagi mahasiswa yang sengsara,” kata mahasiswa lainnya.

“Buka mata, buka telinga, baca aspirasi para mahasiswa, dan beri kebijakan yang melegakan,” kata mahasiswa lain.

Hingga saat ini, masih belum ada respon dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenai permintaan mahasiswa untuk menurunkan biaya kuliah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait