URnews

Ramai soal Pembuangan Ratusan Skripsi di Pekanbaru, Ini Kata Rektor Unilak

Nunung Nasikhah, Minggu, 5 Juli 2020 17.58 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ramai soal Pembuangan Ratusan Skripsi di Pekanbaru, Ini Kata Rektor Unilak
Image: Tangkapan layar video. (Instagram @boneterkini)

Pekanbaru – Netizen belum lama ini dihebohkan dengan video yang menampakkan aksi pembuangan sekumpulan skripsi di salah satu kampus di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Video berdurasi 21 detik tersebut banyak beredar di media sosial. Salah satu yang mempostinganya adalah akun instagram @boneterkini pada Sabtu (4/7/2020).

“Pejuang skripsi harap bersabar,” tulisnya dalam caption.

Dalam video tersebut tampak petugas kampus melempar ratusan skripsi mahasiswa dari lantai 3 gedung perpustakaan ke halaman kampus.

Ratusan skripsi tersebut ada yang telah disusun menjadi ikatan-ikatan bundel dan satuan. Ada juga yang telah dibungkus dalam karung besar.

Selain itu, tampak satu petugas di halaman tengah memungut skripsi yang berserakan. Skripsi dengan cover beraneka warna tersebut, beberapa tampak sudah rusak dan terlepas dari sampulnya.

Aksi pembuangan video itu pun terasa semakin menyedihkan dengan iringan lagu dari Rosa yang berbunyi "Ku menangis, membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku".

Aksi pembuangan ratusan skripsi itu pun mendapatkan banyak kritik dari publik. Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak), Dr Junaidi telah meminta maaf atas sikap petugas pustakaan yang ia nilai tidak pantas.

Selain itu, Junaidi juga mengatakan bahwa skripsi-skripsi lama dan telah rusak tersebut akan pindahkan ke tempat yang lain.

“Sebagai bentuk tanggung jawab dari kelalaian tersebut, Kepala Pustaka Unilak telah diberhentikan dan diambil alih langsung oleh wakil rektor I Bidang akademik,” kata Junaidi yang dikutip dari postingan akun instagram @infounilak mengenai klarifikasinya terkait video viral tersebut (4/7/2020).

Selain telah menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi, Junaidi mengatakan, pihak Unilak juga sebenarnya telah memulai program repository atau tempat penyimpanan karya ilmiah seperti skripsi dalam bentuk digital.

“Unilak beberapa tahun ini telah melakukan program digitalisasi karya karya ilmiah dari dosen dan mahasiswa,” ucap Junaidi.

Meski telah mengeluarkan klarifikasi, namun banyak mahasiswa Unilak yang mengaku kecewa dengan kejadian tersebut.

“Sebenarnya jika emmg mau di pindahkan..bukan dengan cara melempar nya..kami yg sedang menyusun skripsi rasany ngelihat vidio seperti itu..terasa tercabik" hati kami, karna ngelalui hal itu semua butuh proses,waktu,dan bahkan uang yg bnyak, seketika lihat seperti itu..rasa perjuangan mahasiswa tak di hargai, sedih banget liat nya..nyesek sendiri liat vidionya,” tulis seorang mahasiswa dalam komentar postingan @infounilak.

“Kuliah selama 4 tahun,belajar materi ini itu , sem akhir penelitian, buat skripsi, ujian berkali2, ngeprint dan fotocopy sebanyak2 nya. terus penentu lulus tak lulusnya yaitu skripsi yang terjun bebas tanpa parasut. ambyar hatiku pak. berterbangan duit tabungan dan duit orang tua yang terkemas rapi dalam skripsi yang sudah dijilid cantik itu,” ujar mahasiswa lainnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait