URnews

Ramai soal Pencurian Data Pribadi, Kenali Risikonya!

Griska Laras, Jumat, 20 November 2020 17.52 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ramai soal Pencurian Data Pribadi, Kenali Risikonya!
Image: Sebanyak 2,9 data berisi informasi sensitif pengguna Cermati.com dicuri hacker dan dijual di forum peretasan.(Forbes)

Jakarta - Belakangan ini marak pencurian data pribadi, seperti yang baru saja terjadi pada aplikasi Muslim Pro. Pihak ketiga yang terikat kontrak dengan aplikasi ini diduga menjual data lokasi pengguna ke militer Amerika Serikat (AS).

Meski begitu, masih banyak loh masyarakat yang belum tahu risikonya sehingga kesadaran terhadap keamanan data pribadi masih rendah. 

Lalu apa yang akan terjadi jika data-data pribadi kita dicuri? 

Analis siber Simon Migliano menyebut setiap detail data pribadi seseorang bisa dijual di dark web,  bagian tersembunyi internet yang hanya bisa diakses dengan software khusus.

Lewat dark web inilah para kriminal siber bebas melakukan transaksi jual - beli data personal hasil curian.  

hackers-vidieocall-whatsapp_en.jpgSumber: Freepik

Data yang biasanya dijual di dark web adalah data login aplikasi kencan, layanan streaming, situs belanja online, dan profil media sosial. 

"Dari semua data di atas  yang paling berharga adalah data akun bank dan layanan finansial seperti PayPal. Jika hacker punya semua akun-akun yang ada dalam daftar, maka diperkirakan nilai data ini bisa mencapai Rp 15  juta," ungkap Migliano yang bekerja sebagai Kepala Riset Top10 VPN. 

Migliano menjelaskan, hacker biasanya membagikan sampel data yang mereka jual, berupa nama, alamat, pekerjaan, tanggal lahir, nama ibu kandung, dan detil lainnya. 

Data curian itu lalu dijajakan dengan harga yang berbeda-beda. Namun yang seringkali terjadi, data-data itu dijual dengan sangat murah. 

HackerFacebook.jpegSumber:

"Masalahnya, data curian ini seringkali dijual murah. Sebagai contoh, data pribadi salah satu warga Inggris hanya dijual seharga 10 Poundsterling atau sekitar Rp 187 ribu saja. Hal tersebut menunjukkan betapa mudahnya para peretas mendapatkan data ini. " ungkapnya seperti dilansir The Independent. 

Lebih lanjut Simon Migliano menjelaskan, data-data yang dibeli di dark web biasanya disalahgunakan untuk mengajukan pinjaman dengan identitas orang lain. Para peretas bisa membeli panduan  buat mengajukan pinjaman dengan data curian yang mereka dapat dari dark web. 

Instruksi pengajuan pinjaman dengan data curian tersebut ditawarkan seharga Rp 111 ribu saja.  Si pembuatnya bahkan mengklaim cara tersebut bisa digunakan di seluruh dunia tanpa perlu keahlian khusus. 

"Informasi ini bisa digunakan untuk membuat kartu kredit dan pinjaman yang akan dikuras oleh penjahat siber," sambung Migliano

Selain buat pinjaman online, data tersebut bisa disalah gunakan oleh peretas untuk melakukan penipuan online.

hacker-2300772_960_720.webpSumber: Ilustrasi siber. (Pixabay)

Sumber: Freepik

Sebagian penjual ada yang menjajakan data pribadi curian yang dijual dalam paket lengkap fullz (Full ID/identitas lengkap). Informasi dalam paket fullz ini mencakup nama lengkap, alamat, password online, data bank, dan data penting lainnya. 

Lalu gimana caranya mengurangi risiko peretasan data pribadi? 

Migliano menyarankan agar user mulai memerhatikan prinsip kehati-hatian dan skeptis saat berselancar di web, seperti tidak mudah percaya dan mengisi data pribadi mereka di situs yang tidak aman. 

"Kuncinya adalah sadar dengan kebiasaan online dan mengurangi risiko dan sigap ketika terjadi sesuatu. Lebih cepat mengatasi data pribadi yang diretas, akan lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan hasilnya," paparnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait