URnews

Respons Status SARA Rektor ITK, LPDP Evaluasi dan Awasi Kerja Interviewer

Nivita Saldyni, Senin, 2 Mei 2022 13.51 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Respons Status SARA Rektor ITK, LPDP Evaluasi dan Awasi Kerja Interviewer
Image: Rektor ITK periode 2018-2022, Budi Santosa P. (Dok. ITK)

Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) buka suara terkait postingan viral Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko yang bernada SARA di Facebook (FB).

Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto pun memastikan pihaknya bakal mengevaluasi interviewer.

Sebagai lembaga pengelola dana abadi pendidikan yang menjunjung tinggi etika dan adab kepatutan serta toleransi, Andin menegaskan, LPDP tak memperkenankan dan tidak menyetujui sikap/ujaran kebencian. LPDP juga menolak sikap diskriminasi, termasuk sentimen berdasarkan SARA.

"Meskipun tulisan Sdr. Budi Santoso Purwokartiko adalah opini pribadi, namun berpotensi menimbulkan risiko reputasi terhadap kegiatan yang bersangkutan sebagai pewawancara (interviewer) program Beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) - yaitu program untuk mendanai mahasiswa Indonesia yang melakukan mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri selama kurang lebih satu semester," kata Andin dalam keterangan resminya, Senin (2/5/2022).

Ia pun menjelaskan, selama ini pelaksanaan seleksi beasiswa LPDP berjalan dengan objektif, adil, dan menghargai keberagaman sesuai nilai-nilai kebangsaan. Oleh sebab itu wawancara dilakukan secara kolektif agar tak didominasi penilaian subjektif individu.

Agar hasil valid sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam pedoman seleksi beasiswa LPDP, penilaian pun ditelaah kembali pada tahapan berikutnya. Oleh sebab itu interviewer juga harus mematuhi kode etik dalam melaksanakan tugasnya.

"(Interviewer) Diharapkan saat melakukan seleksi wawancara dilakukan secara profesional dan objektif," kata Andin.

Oleh sebab itu, Andin mengaku pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kemdikbudristek. LPDP akan melakukan evaluasi dan mengawasi tugas para interviewer.

"LPDP akan terus berkoordinasi dengan Kemdikbudristek untuk terus mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan tugas para interviewer guna menjamin pelaksanaan seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," pungkasnya.

Sebelumnya, Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko menjadi sorotan usai memposting status bermuatan SARA di Facebook. Dalam postingannya itu ia berbagi pengalaman saat mewawancarai penerima beasiswa LPDP.

Berikut status lengkap yang Budi posting di Facebook pada 27 April 2022:

Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri, program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa, jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa.

Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100), luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen.

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang.

Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada 2 tidak hadir, jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi.

Saya hanya berharap mereka nanti tidak masuk dalam lingkungan yang
- Membuat hal yang mudah jadi sulit
- Bekerja dari satu rapat ke rapat berikutnya tanpa keputusan
- Mementingkan kulit daripada isi
- Menyembah Tuhan tapi lupa pada manusia
- Menerima gaji dari negara tapi merusak negaranya
- Ingin cepat masuk surga tapi sakit tetap cari dokter dan minum obat
- Menggunakan KPI langit sementara urusannya masih hidup di dunia

Semoga tidak tercemar. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait