URtrending

Risma Ajak Warga Terpapar COVID-19 untuk Nggak Takut ke Rumah Sakit

Nivita Saldyni, Sabtu, 18 April 2020 15.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Risma Ajak Warga Terpapar COVID-19 untuk Nggak Takut ke Rumah Sakit
Image: Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. (humas.surabaya.go.id)

Surabaya - Munculnya kekhawatiran masyarakat tentang virus corona membuat sejumlah orang, khususnya mereka yang rentan terpapar virus corona takut berobat ke dokter. Menanggapi hal itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta warganya untuk tak takut membawa diri dan berobat ke rumah sakit.

Apalagi buat Urbanreaders di Surabaya yang mungkin telah berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), hingga kamu yang telah terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kami punya datanya. Saya berharap untuk berobat ke rumah sakit. Pemerintah kota sudah berkomunikasi dengan rumah sakit untuk menerima (pasien COVID-19)," kata Risma di Surabaya, Sabtu (18/4/2020).

Sebab menurut Risma, jika pasien bersikap acuh dan memilih untuk tidak berkonsultasi dan mendapatkan perawatan dokter, hal ini malah dikhawatirkan membahayakan orang-orang terdekatnya.

Apalagi mereka yang memilih untuk tidak melakukan perawatan di rumah sakit, maka virus tersebut berpotensi menular kepada keluarga yang tinggal satu rumah. Sehingga ia mengajak Urbanreaders di Surabaya, agar lebih sadar dan peduli lingkungan sekitar dengan berobat ke rumah sakit.

Ia pun menambahkan kalau ada warga yang menolak dirawat di rumah sakit dan memilih berada di rumah, maka anggota keluarga punya kemungkinan besar untuk tertular karena harus merawat dengan alat dan obat yang sangat amat terbatas. 

"Anggita keluarga lain tertular karena harus merawat dan berada di dalam satu rumah maka mereka ikut sakit," imbuhnya.

Padahal banyak lho pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh setelah mendapat perawatan yang tepat dari ahlinya. Oleh karena itu, Risma yakin bahwa penyakit ini dapat dilawan dengan terus disiplin menerapkan pola hidup sehat dan menjalankan semua protokol yang ada.

"Yakinlah sebetulnya banyak sekali yang sembuh. Kita perlu disiplin, menjaga kebersihan, dan jaga jarak. Maka kemudian kita percaya kesembuhan itu akan datang," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.

Di kesempatan yang berbeda, Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya M. Fikser mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mengirim surat pengajuan pemberlakukan PSBB ke Kementerian Kesehatan. Padahal hingga hari ini jumlah pasien COVID-19 di Surabaya jadi yang tertinggi se-Jatim.

"Kita masih dalam kajian, tapi belum ke arah pelaksanaan. Pemkot belum kirim surat. Kita coba melakukan pembatasan dan itu pun berkoordinasi dengan jajaran TNI dan Polri," katanya.

Meski begitu, ia menegaskan kalau Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan razia di tempat keramaian dan juga rutin menyemprotkan disinfektan di berbagai titik.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait