Roundup 12 Mei: Pelantikan 5 Pejabat Gubernur hingga Kasus COVID-19 Pertama Korut

Jakarta - Sejumlah informasi terangkum pada Senin (9/5/2022) nih, Urbanreaders! Informasi tersebut di antaranya berkaitan pelantikan 5 pejabat gubernur untuk provinsi yang masa jabatan kepala daerahnya sudah habis.
Kemudian ada pula informasi terkait ditemukannya kasus pertama COVID-19 di Korea Utara yang berujung pada keputusan untuk lockdown di negara tersebut.
Berikut roundup top 5 news Urbanasia hari ini!
1. Tito Karnavian Resmi Lantik 5 Pejabat Gubernur, Berikut Daftarnya
Sumber: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. (@titokarnavian/Instagram)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian resmi lantik lima orang pejabat gubernur pada Kamis (12/5/2022) pagi.
Para pejabat pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Tito yang akan dilantik ini akan menggantikan pejabat gubernur definitif yang habis masa jabatannya.
Kelima pejabat itu dilantik langsung oleh Tito di Kantor Kemendagri Jakarta pada Kamis pagi. Kelima pejabat itu resmi dilantik berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 50/P/2022 tentang Pengangkatan Penjabat Gubernur yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi.
Baca selengkapnya: Tito Karnavian Resmi Lantik 5 Pejabat Gubernur, Berikut Daftarnya
2. Mayoritas Pasien Terduga Hepatitis Akut di DKI Berusia di Bawah 16 Tahun
Sumber: Ilustrasi anak sakit. (Freepik)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) mencatat ada 21 warga DKI Jakarta mengidap penyakit diduga hepatitis akut. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, mayoritas menyasar anak di bawah 16 tahun.
"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal, berusia kurang dari 16 tahun. Untuk tujuh lainnya usia 16 tahun lebih," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Riza menjelaskan hingga saat ini 14 kasus pada anak di bawah 16 tahun masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis. Sehingga status 14 orang belum bisa dipastikan.
Baca Selengkapnya: Mayoritas Pasien Terduga Hepatitis Akut di DKI Berusia di Bawah 16 Tahun
3. Menkes Kebut Reaktivasi Posyandu, Pastikan Alat dan Petugas Lengkap
Sumber: Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. (Humas Kemenkes)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi akan mengaktifkan kembali posyandu di Indonesia setelah turun hingga 70 persen selama pandemi COVID-19. Pihaknya akan memastikan alat- alat dan petugas posyandu lengkap.
“Posyandu di masa pandemi COVID-19 cenderung menurun. Dari data yang kami terima, bisa sampai 70 persen,” kata Budi Gunadi.
“Alat-alat akan kita lengkapi untuk monitoring kesehatan ibu dan anak. Misalnya, alat ukur penimbangan berat. Kita pastikan juga posyandu ada orangnya. Alat, sarana, dan prasarananya lengkap, termasuk program imunisasi anak,” imbuhnya.
Baca Selengkapnya: Menkes Kebut Reaktivasi Posyandu, Pastikan Alat dan Petugas Lengkap
4. Raffi Ahmad Datangi Polda Metro Jaya, Ada Apa?
Sumber: Raffi Ahmad datangi Polda Metro Jaya. (PMJ)
Raffi Ahmad kedapatan menyambangi Markas Polda Metro Jaya pada Rabu (11/5/2022) kemarin. Dalam kunjungannya tersebut, Raffi turut didampingi kuasa hukumnya, Sandy Arifin.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan lantas membeberkan tujuan kedatangan Raffi Ahmad tersebut. Menurutnya, suami Nagita Slavina itu datang untuk konsultasi hukum dengan penyidik.
"Kemarin, yang bersangkutan datang hanya untuk konsultasi hukum terkait UU ITE kepada penyidik Cyber Polda Metro Jaya," kata Zulpan kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).
Baca Selengkapnya: Raffi Ahmad Datangi Polda Metro Jaya, Ada Apa?
5. Korut Temukan Kasus Pertama Virus Corona, Kim Jong Un Perintahkan Lockdown
Sumber:
Setelah lebih dari dua tahun pandemi, Korea Utara akhirnya mengumumkan kasus COVID-19 untuk pertama kalinya di negara itu. Kim Jong Un pun memerintahkan untuk mengambil langkah maksimum dalam menghadapi situasi darurat tersebut.
Hal ini dianggap sebagai perubahan yang mendadak bagi sebuah negara seperti Korea Utara yang telah lama bersikeras mengatakan bahwa tidak ada kasus virus COVID-19 di negaranya selama ini.
Korea Utara selama ini mengklaim bahwa negaranya telah menerapkan kebijakan yang baik dalam mencegah COVID-19, meskipun klaim itu diragukan oleh para peneliti dari berbagai negara.