URtrending

Sebelum Mundur dari Stafsus, Ini Perjalanan Karier Andi Taufan

Nunung Nasikhah, Jumat, 24 April 2020 17.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sebelum Mundur dari Stafsus, Ini Perjalanan Karier Andi Taufan
Image: Staf khusus, Andi Taufan saat bersama Presiden Joko Widodo. (Twitter @garudaputra)

Jakarta – Nama Andi Taufan Garuda Putra, salah satu milenial yang beruntung dipilih menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo belakangan ramai diperbincangan publik.

Bahkan, nama Andi juga sempat menjadi trending di twitter lantaran keputusannya untuk mundur dari jabatan stafsus Presiden setelah mencuatnya kritikan keras dari berbagai pihak atas kasus “Surat untuk Camat”.

Andi yang berusia 32 tahun tersebut mendapat sorotan setelah munculnya sebuah salinan surat berkop Sekretariat Kabinet tertanggal 1 April 2020 yang diperuntukkan kepada para camat.

Melalui surat tersebut, Andi meminta dukungan kerja sama program antara pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan PT Amartha Mikro Fintek terkait Relawan Desa Lawan COVID-19.

Dengan beredarnya surat tersebut, Andi Taufan dikritik keras karena dianggap memanfaatkan jabatannya untuk melancarkan program kerjasama perusahaannya dengan pemerintah.

Dari situlah, banyak desakan yang memintanya untuk mundur dari jabatan Stafsus Presiden untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Ia akhirnya mengajukan pengunduran diri pada 17 April 2020 dan diumumkan pada hari ini (24/4/2020).

Andi yang berdarah Bugis merupakan CEO dari perusahaan teknologi finansial peer to peer lending PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) yang bergerak dalam bidang penyaluran dana untuk pelaku usaha mikro secara online.

“Bergerak di bidang entrepreneur, banyak meraih penghargaan atas inovasinya termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor-sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah),” kata Presiden Jokowi saat memperkenalkan Andi Taufan sebagai Stafsus Presiden 21 November 2019 lalu.

“Saya kenal beliau saat urusan fintech (financial technology),” imbuhnya.

Menurut informasi, hingga November 2019, perusahaan tersebut telah berhasil menyalurkan dana sebesar Rp 1,6 triliun kepada lebih dari 339 ribu mitra di pedesaan pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

1587725222-Andisebelumjadistafsus.jpg

Sebelumnya, Andi juga tercatat pernah meniti karir di IBM Global Business Services pada Januari 2008 hingga Juli 2009. Pada tahun berikutnya, Andi kemudian merintis Amartha tepatnya pada bulan April.

Kemampuannya dalam menjalankan perusahaan dan bisnis yang ia miliki tak lepas dari latar belakang pendidikan Andi.

1587725113-AndiTaufandiWhiteHouse.jpg

Ia tercatat sempat mengenyam pendidikan S1 di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004 hingga 2007 dan kemudian melanjutkan studi jenjang master administrasi publik di Harvard Kennedy School pada 2015-2016.

Andi juga pernah mendapatkan beasiswa Mastercard Foundation Scholar pada tahun 2013 dan menempuh pendidikan di Frankfurt School of Finance & Management dan mengambil bidang “Inclusive Finance”.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait