URstyle

Selain Minum Obat, Penderita Hipertensi Disarankan Monitor Tekanan Darah

Anisa Kurniasih, Selasa, 24 Mei 2022 14.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Selain Minum Obat, Penderita Hipertensi Disarankan Monitor Tekanan Darah
Image: Ilustrasi cek tekanan darah (Freepik/Freepik)

 Jakarta - Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan. Pasalnya, penyakit tersebut punya prevalensi yang tinggi di tingkat global maupun Indonesia. 

Selain faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, genetika, serta gaya hidup tidak sehat, faktor kesadaran untuk memonitor tekanan darah secara rutin dan kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan hipertensi membuat kasus hipertensi terus meningkat.

Studi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan jumlah penderita hipertensi berusia 30-79 tahun telah bertambah dari 650 juta menjadi 1,28 miliar orang, dalam tiga dekade terakhir. 

Studi ini juga mengungkapkan bahwa sebanyak 53 persen perempuan dan 62 persen pria dengan hipertensi, atau sekitar 720 juta orang, tidak menerima pengobatan yang dibutuhkan.

Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mendapati bahwa hanya separuh (54%) penderita hipertensi yang rutin minum obat anti hipertensi. Sebanyak 32,27% mengatakan tidak rutin minum obat dan 13,33% malah mengaku tidak pernah minum obat sama sekali.

Spesialis Jantung dr Devie Caroline mengatakan, kepatuhan minum obat yang kurang optimal merupakan salah satu alasan penderita Hipertensi menjadi tidak terkontrol tekanan darahnya

“Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 50% dari pasien hipertensi yang patuh minum obat. Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat. Beberapa alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita hipertensi merasa sehat, lupa minum obat, penderita memilih obat tradisional dan selain itu takut efek samping obat. Oleh sebab itu diperlukan beberapa strategi supaya penderita hipertensi menjadi patuh minum obat,” ujarnya, dikutip (24/5/2022).

Sementara Ketua Pokja Hipertensi PERKI dr Badai Bhatara Tiksnadi mengatakan, tekanan darah seseorang harus terkontrol dengan target sesuai dengan penyakit penyertanya.

“Selain obat-obatan, pengendalian tekanan darah dapat dilakukan dengan cara non farmakologis seperti menggunakan alat pengukur tekanan darah digital, pembatasan asupan garam, latihan fisik intensitas sedang yang teratur, dan dengan mencapai berat badan ideal,” ungkap dr Badai.

Hal ini pun sejalan dengan misi OMRON untuk menciptakan dunia yang bebas dari penyakit kardiovaskular (Going to Zero) melalui perawatan preventif dengan membiasakan pemantauan tekanan darah secara teratur, mengontrol hipertensi secara aktif dan melakukan langkah-langkah menuju perubahan perilaku untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Tiga inisiatif OMRON untuk mewujudkan visi Zero event ini adalah terus berkontribusi dalam pengendalian hipertensi dengan merancang perangkat-perangkat inovatif, ditandai dengan adanya lebih dari 50 paten teknologi. 

Kemudian evolusi pengobatan penyakit kronis melalui percepatan layanan Remote Patient Monitoring (RPM), serta mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisa data-data vital tubuh di rumah demi mendukung diagnosis dan perawatan pasien hipertensi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait