Beautydoozy

Skin Microbiome Terganggu Bisa Sebabkan Jerawat hingga Ketombe

Kintan Lestari, Kamis, 14 Juli 2022 19.08 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Skin Microbiome Terganggu Bisa Sebabkan Jerawat hingga Ketombe
Image: Ilustrasi jerawat (Freepik/beststudio)

Jakarta - Jerawat bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari akibat gaya hidup, pola makan, sampai kebiasaan sehari-hari seperti malas membersihkan wajah sebelum tidur.

Nah, belakangan muncul faktor penyebab jerawat yang lainnya, yakni skin microbiome yang terganggu. Hal itu disampaikan Dermato Venereologist dr. Fitria Agustina.

"Penyebab (jerawat) multifactorial, acne itu nggak ada yang single (penyebabnya). Bahkan sekarang ini yang berkembang adalah penyebabnya skin microbiome," kata Fitria saat ditemui di sebuah acara di area SCBD, Rabu (13/7/2022). 

Menurutnya, ketika mikrobiota baik dalam kulit terganggu, maka akan muncul masalah kulit seperti jerawat, rosacea, bahkan sampai ketombe.

"Mikrobiota baik di tubuh sebenarnya akan membantu kulit untuk dalam kondisi optimal. Tapi pada suatu kondisi ketika terganggu skin microbiome-nya itu malah akan menyebabkan terjadinya suatu kondisi kelainan kulit yang dasarnya adalah inflamasi, salah satunya acne, dermatitis atopik, rosacea. Ketombe pun penyebabnya gara-gara terganggunya skin microbiome yang ada, yang kita sebut istilahnya disbiosis," jelasnya. 

"Jadi saat ini kondisi terjadinya acne selain multifactorial genetik kemudian pola makan, atau karena pengaruh, itu juga terjadi karena pengaruh skin microbiome yang terganggu," sambungnya lagi.

Itu sebabnya, sekarang ini Fitri menyebut pengobatan jerawat sudah tidak hanya pemberian antibiotik.

"Maka dari itu sekarang yang lagi berkembang adalah pengobatan jerawat bukan menggunakan antibiotik untuk mematikan kuman penyebabnya. Karena ternyata penelitiannya adalah propionibacterium acne (sekarang disebut cutibacterium acne), yaitu bakteri yang menyebabkan jerawat, meningkat tetapi phylotype-nya bergeser. Terjadilah ketidakseimbangan di skin microbiome-nya," jelas Fitria.

Maka dari itu, ia menyarankan untuk melakukan analisa sejak awal muncul masalah kulit agar dapat penanganan yang sesuai masalahnya.

"Oleh karena itu, langkah yang paling penting adalah analisa kulit yang akurat untuk diagnosis yang tepat sehingga dapat ditentukan terapi yang paling sesuai,” tutupnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait