URnews

Soal Kasus Eksibisionis Siskaeee, Ini Tanggapan Psikolog

Putri Nur Aisyah, Selasa, 7 Desember 2021 17.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soal Kasus Eksibisionis Siskaeee, Ini Tanggapan Psikolog
Image: Ilustrasi penderita eksibisionis. (Freepik)

Jakarta - Kasus eksibisionis yang dilakukan oleh Siskaeee telah menarik banyak perhatian dari banyak orang. Banyak yang merasa bahwa hal yang dilakukannya melanggar norma yang ada di Indonesia.

Menurut Kabid Humas Polda DIY Kombes Yulianto, motif dari Siskaeee melakukan hal tersebut adalah untuk memenuhi kepuasan seksual dan juga mendapatkan penghasilan.

Oleh karena itu, kini Siskaeee telah menjadi tersangka dari kasus eksibisionis. Namun, bagaimana hal tersebut bisa dilakukan oleh Siskaeee?

Menurut Psikolog Intan Erlita, kasus seperti ini bisa terjadi atas berbagai macam latar belakang, bisa dari lingkungan, trauma, atau hal-hal lain yang dia alami selama masa lalunya sehingga menyebabkan sebuah kelainan terhadap kepuasan seksual.

"Kalau orang suka memamerkan alat-alat pribadinya di tempat umum, bisa dibilang bahwa dia memiliki penyimpangan dalam kelainan seksual," ujar Intan saat dihubungi oleh Urbanasia melalui pesan singkat pada Selasa (07/12/2021).

Menurutnya, kelainan seksual yang terjadi kepada Siskaeee masih perlu diperiksa lebih lanjut agar mengetahui lebih jelas latar belakang dan penyimpangan apa yang terdapat pada dirinya.

"Orang-orang seperti ini harus diberikan treatment tersendiri dan juga pengawasan dari ahli karena jika tidak, mungkin bisa meresahkan banyak orang," tambahnya.

Menurut Intan, cara untuk menolong orang-orang seperti Siskaeee adalah dengan tidak menjauhi dirinya. Karena orang-orang seperti itu membutuhkan dukungan dari teman-temannya untuk tidak berperilaku seperti itu kembali.

"Yang pertama adalah membantu dia untuk berobat ke psikiater atau psikolog, kedua men-support, jangan justru diomongin negatif, dan yang ketiga adalah menemani karena orang yang mengalami kelainan psikis ini harus didampingi terus," jelas Intan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait