Sosok Mumtaz Rais, Anak Amien Rais yang Cekcok di Pesawat Garuda

Jakarta - Anak bungsu mantan Ketua MPR Amien Rais, Ahmad Mumtaz tengah jadi perbincangan publik. Hal itu lantaran dirinya terlibat cekcok dengan dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pamolango.
Keributan itu terjadi di saat mereka tengah berada dalam rute pesawat yang sama dalam pesawat Garuda Indonesia, GA 643 rute Gorontalo - Makassar- Jakarta pada Rabu (12/8/2020).
Hal ini bermula saat Mumtaz asyik menelepon ketika pesawat dalam kondisi mengisi bahan bakar di udara atau refueling sewaktu transit di Makassar. Sudah ditegur dua kali, Mumtaz justru marah dan membentak petugas.
Lalu, siapa sih sebenarnya sosok Mumtaz?
Bernama lengkap Ahmad Mumtaz Rais, ia merupakan pria kelahiran Yogyakarta, 17 September 1983. Mumtaz merupakan adik Hanum Salsabila Rais.
Dilansir dari berbagai sumber, pria yang belum genap berusia 37 tahun ini merupakan Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada dan kini menjabat sebagai Ketua DPP PAN Bidang Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK).
Dia sempat menjadi anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional periode 2009-2014. Putra bungsu Amien Rais ini mewakili Jawa Tengah khususnya Kabupaten Cilacap.
Mumtaz Rais ditempatkan Komisi VI yang menangani perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN dan Badan Standarisasi Nasional.
Anak politisi senior itu merupakan suami dari Futri Zulfi Savitri yang tak lain adalah putri Ketua Umum PAN sekarang, Zulkifli Hasan.
Nah, Mumtaz Rais kini juga dikabarkan tengah mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Sleman, guys.
Sementara itu, Mumtaz juga sempat ikut pada pemilihan Calon Anggota DPR Dapil Jawa Tengah VI yang mencakup Kabupaten Temanggung, Purworejo, Wonosobo, Magelang, dan Kota Magelang. Namun sayangnya, dirinya tak terpilih lagi sehingga tak bisa kembali ke Senayan.
Selain itu, Mumtaz juga sempat diusulkan oleh PAN di tengah kabar isu reshuffle menteri.
Hal itu bermula ketika Presiden Joko Widodo 'mengancam' para pembantunya dengan reshuffle karena dianggap tak serius menangani pandemi COVID-19.