URsport

Ketua Panpel Arema FC Dilarang Beraktivitas di Sepak Bola Seumur Hidup

Elya Berliana Prastiti, Selasa, 4 Oktober 2022 18.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ketua Panpel Arema FC Dilarang Beraktivitas di Sepak Bola Seumur Hidup
Image: Erwin Tobing, Ketua Komisi Disiplin PSSI (Foto: Antara)

Jakarta - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi kepada Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris, berupa larangan beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup.

Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing mengatakan dalam konferensi pers di Malang, Abdul Haris sebagai ketua panitia pelaksana seharusnya bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pertandingan besar itu.

“Kepada saudara ketua panitia pelaksana Abdul Haris, sebagai ketua pelaksana pertandingan tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup,” ujar Erwin.

Ia menjelaskan bahwa seorang panitia pelaksana pertandingan harus jeli, cermat, dan bisa mengantisipasi seluruh kemungkinan yang terjadi. Apalagi pada laga besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut, Erwin menilai ketua panitia pelaksana tidak melakukan tugasnya dengan baik, tidak cermat, dan gagal mengantisipasi suporter yang masuk ke lapangan.

“Padahal ada stewerd. Ada hal-hal yang harus disiapkan, pintu-pintu seharusnya terbuka,” ujarnya.

Selain Ketua Panpel, Komdis PSSI juga menjatuhkan sanksi serupa kepada security officers Arema FC, Suko Sutrisno. Suko adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengatur keluar masuknya penonton, termasuk membuka dan menutup pintu stadion.

“Kemudian ada security officer. Orang yang mengatur keluar masuk penonton, pintu. Dia bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan tapi tidak terlaksana dengan baik. ia tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup,” kata Erwin.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi usai kekalahan klub Arema FC atas Persebaya Surabaya. Para suporter turun langsung ke lapangan untuk mengejar pemain dan ofisial. Namun, karena banyaknya suporter yang ikut turun, petugas keamanan pun melakukan pencegahan dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun.  

Diketahui, saat ini jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 131 korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait