URstyle

Cegah Perluasan Wabah PMK, Satgas Siap Gandeng Kampus Dorong Masif Testing

Ahmad Sidik, Jumat, 29 Juli 2022 09.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cegah Perluasan Wabah PMK, Satgas Siap Gandeng Kampus Dorong Masif Testing
Image: Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK Wiku Adisasmito dalam konferensi pers Selasa (19/7/2022). (YouTube Sekretariat Presiden)

Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito menegaskan vaksinasi dan testing terhadap hewan ternak penting untuk mengatasi kasus PMK di dalam negeri.

Seperti kasus PMK di Jawa Tengah, Wiku menyebut laju vaksinasi hewan ternak di daerah zona kuning itu baru 3,74 persen dari target 74.784 suntikan vaksin.

"Kecilnya laju vaksinasi juga disebabkan karena alat yang kurang. Mohon ini jadi perhatian untuk melakukan percepatan vaksinasi diikuti dengan jumlah vaksin yang tersedia," kata Wiku, mengutip laman Antara, Jumat (29/7/2022).

Selain itu, Wiku meminta agar perhitungan pendataan vaksinasi dilakukan berdasarkan jenis dan jumlah hewan ternak yang sudah divaksin. Sebab, perhitungan yang sebelumnya dilakukan dinilai kurang tepat.

Wiku mengatakan perlu dilakukan penutupan pasar hewan lantaran potensi penyebaran PMK cukup tinggi.

Namun, jika pasar hewan kembali dibuka, perlu dipastikan penerapan biosecurity sudah berjalan di pasar hewan dan untuk orang yang membawa ternaknya. Kemudian dipastikan juga hewan yang masuk pasar dalam kondisi sehat.

Sementara testing di Jawa Tengah, Wiku menyebut kemampuan testing di daerah itu masih cukup rendah. Sebab kemampuan dari laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates masih terbatas pun jumlah sampel yang dikirim masih terbatas.

Dengan demikian, Pemerintah Pusat akan menyuplai kebutuhan yang diperlukan serta menugaskan laboratorium lain di lingkungan Jawa Tengah dan Yogyakarta yang bisa mendukung testing lebih masif, misalnya universitas kedokteran hewan dan fasilitas lain di Kementerian Kesehatan.

"Testing harus dilakukan cepat supaya penyebaran tidak semakin meluas. Jangan ragu melakukan testing karena kita tahu bukan hanya dari gejala klinis tapi juga melalui testing," ujarnya.

Lebih lanjut, Wiku mengimbau Satgas di setiap daerah untuk mampu memberikan informasi yang jelas dan lugas kepada para peternak agar tidak panik dan terjadi panic selling.

Menilik kejadian di Jawa Timur, di mana selama periode 1-2 bulan sebanyak 10-15 persen hewan ternak mati atau dipotong bersyarat, dikarenakan peternak yang panic selling.

Maka dari itu, biosecurity sangat diperlukan agar orang-orang yang keluar masuk pertenakan dipastikan bebas dari virus PMK. Serta perlu dilakukan disinfeksi karena perternak juga berpotensi menjadi penyebar virus.

Wiku meminta Babinsa dan Bhabinkamtibnas untuk menjaga para peternak dan memastikan tidak ada pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan pribadi di tengah kondisi saat ini. Seperti membeli murah hewan ternak kemudian disembuhkan dan dijual kembali dengan harga tinggi.

"Jangan ditolelir. Kerugian besar sudah terjadi di Jawa Timur. Jangan sampai terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah karena di sini adalah sentra peternakan terbesar di Pulau Jawa," pungkas Wiku.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait