From Grass to Glass, Upaya FFI Tingkatkan Konsumsi Susu di Indonesia

Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bahwa susu merupakan salah satu sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Di dalamnya terkandung zat gizi mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Susu juga memiliki banyak kebaikan yang bermanfaat bagi setiap tahap kehidupan. Kehidupan di tahap awal, yakni anak-anak, membutuhkan asupan susu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kebiasaan minum susu secara rutin juga membantu membangun generasi yang sehat dan kuat, pondasi utama dalam membangun negeri.
Hanya saja, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia dalam 5 tahun terakhir, yaitu 2019-2024 cenderung stagnan di angka 16 kilogram per kapita per tahun.
Angka tersebut masih di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara. Misalnya, konsumsi susu masyarakat di Malaysia mencapai 26,2 kg, thailand 22,2 kg, dan Myanmar 26,7 kg per kapita per tahun.
Upaya meningkatkan konsumsi susu tanah air memerlukan kerja kolosal dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, kesadaran masyarakat, akademisi, hingga industri.
Dari sisi industri, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) sebagai salah satu produsen susu terbesar di Tanah Air cukup concern dalam meningkatkan dan memeratakan konsumsi susu masyarakat.
Menurut Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F Saputro, ada banyak inisiatif yang dilakukan pihaknya dalam mendorong peningkatan konsumsi susu masyarakat. Salah satunya menghasilkan produk susu yang berkualitas.
Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F Saputro. (FFI)
“Kami punya sejarah panjang dalam bekerjasama dengan peternak hingga berinovasi menghasilkan produk susu berkualitas mulai dari hulu ke hilir atau istilah kami Grass to Glass,” kata Andrew dalam peringatan Hari Susu Sedunia yang digelar FFI di IPB University, Senin (2/6/2025).
Di hulu, lanjut Andrew, FFI punya berbagai program pemberdayaan peternak sapi perah rakyat. Menurutnya, FFI senantiasa semangat untuk tumbuh bersama peternak dan membantu mereka memproduksi susu segar yang lebih banyak dan berkualitas.
Hal ini bukan cuma pepesan kosong belaka. FFI punya program Dairy Development (DD) yang sudah dijalankan selama 30 tahun yang misinya meningkatkan produksi susu sapi segar berkualitas melalui kemitraan dengan koperasi.
Andrew menambahkan, melalui program DD, para petani akan diberi wawasan tentang tata kelola dan standar manajemen peternakan. Tak hanya itu, DD juga mendorong peningkatan kesejahteraan petani lokal.
Bahkan program DD ini juga turut mendukung peternak generasi muda melalui Young Progressive Farmer Academy (YPFA).
Berikutnya dari segi produksi susu untuk dipasarkan, Andrew menyebut FFI senantiasa berusaha untuk tetap relevan dengan permintaan pasar. Hal ini bisa dilihat dari deretan varian susu FFI yang sangat beragam.
Varian produk yang beragam itu, kata Andrew, akan memudahkan konsumen untuk memilih sesuai kebutuhan, mulai dari susu UHT, kental manis, hingga susu bubuk. Belum lagi varian rasa yang beragam, mulai dari coklat, strawberry, hingga coconut delight.
Masih kata Andrew, FFI juga gencar melakukan edukasi tentang manfaat susu bagi kebaikan tubuh masyarakat. Misalnya melalui program Gerakan Nusantara yang sudah berlangsung 10 tahun.
“Gerakan Nusantara ini merupakan program edukasi di sekolah-sekolah untuk mengedukasi gaya hidup sehat aktif dengan kebaikan susu,” kata Andrew.
Namun demikian, inisiatif dan edukasi semacam ini bukan tanpa tantangan, apalagi penyelenggaranya adalah swasta.
Andrew menyebutkan, tantangan utama ada pada kontinuitas, dimana gerakan selesai ketika program berakhir. Hal inilah yang menurut Andrew membuat konsumsi susu di masyarakat stagnan.
Di sisi lain, kata Andrew, pihaknya menyambut baik dan menaruh harapan besar pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah. Harapannya program ini bisa meningkatkan konsumsi susu secara perlahan.
“Kami harap program ini bisa membuat semakin banyak anak Indonesia yang terbiasa dan mau minum susu,” pungkasnya.