URstyle

i-nose c-19, Alat Pendeteksi COVID-19 Lewat Bau Keringat Ketiak Buatan ITS

Nivita Saldyni, Selasa, 19 Januari 2021 09.57 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
i-nose c-19, Alat Pendeteksi COVID-19 Lewat Bau Keringat Ketiak Buatan ITS
Image: i-nose c-19 (Humas ITS)

Surabaya - Belum lama ini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengenalkan inovasi terbarunya yang bernama i-nose c-19. Alat ini merupakan alat pendeteksi COVID-19 melalui bau keringat ketiak, guys.

Dilansir dari situs resmi ITS, alat screening COVID-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor) ini dikembangkan oleh guru besar ITS, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD. Alat ini bekerja dengan cara mengambil sampel dari bau keringat ketiak seseorang dan memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan guys.

“Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus COVID-19,” kata Ryan, dikutip dari situs ITS, Selasa (19/1/2021).

Keunggulan i-nose c-19

1611024815-Emil-coba-i-nose-c-19.jpegSumber: Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak saat mencoba i-nose c-19 di rumah dinasnya, Sabtu (16/1/2021). (Humas ITS)

Inovasi tim ITS satu ini diklaim punya beberapa keunggulan, salah satunya proses yang cepat. Ryan menjamin proses kerja i-nose c-19 lebih cepat dibanding teknologi screening lainnya, sebab sampling dan proses berada dalam satu alat. Hal ini membuat kita bisa langsung melihat hasil screening pada i-nose c-19.

"I-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat COVID-19 ini,” imbuhnya.

Nah, Ryan juga mengatakan data i-nose c-19 terjamin handal karena penyimpanannya pada alat maupun cloud. Penggunaan cloud computing membuat i-nose c-19 dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium.

"Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-nose c-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantangan pandemi COVID-19 yang belum terkendali," pungkasnya.

Ryan menambahkan, komponen teknologi yang digunakan i-nose c-19 juga murah. Apalagi tak butuh keahlian khusus untuk bisa menggunakan alat ini.

“Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana, yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar,” jelasnya.

Hasil penelitian empat tahun

Meski dikenalkan di tengah pandemi COVID-19, ternyata alat satu ini merupakan hasil penelitian selama empat tahun lamanya loh. 

Ryan mengatakan, hasil penelitiannya itu dioptimalkan dengan menyesuaikan virus COVID-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Kini, i-nose c-19 telah sampai pada fase satu uji klinis dan tengah mengejar untuk bisa segera dikomersialkan.  

“Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat,” kata Ryan.

Mengingat kasus COVID-19 yang terus meningkat, dosen Teknik Informatika ITS ini bersama timnya berencana untuk mengkomersialkan i-nose c-19 dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan.  

“Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” pungkasnya.

Telah dikenalkan ke Wagub Jatim

1611024829-hasil-screening-i-nose-c-19.jpegSumber: Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak saat mencoba i-nose c-19 di rumah dinasnya, Sabtu (16/1/2021). (Humas ITS)

Nah inovasi teknologi satu ini sudah dikenalkan ITS ke Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak loh. Emil bahkan telah mencoba sendiri alat yang telah melalui tahap satu uji klinis itu.

Inovasi ini pun disambut baik oleh Emil. Ia pun menyatakan Pemprov Jatim siap mendukung pengembangan inovasi teknologi ITS satu ini.

“Tentunya kami dari Pemprov Jatin sangat bersyukur dan siap bersinergi dalam mendukung pengembangan inovasi i-nose c-19 ini,” pungkas Emil.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait