URnews

Keren! Guru Besar ITS Ini Masuk 'Top 2% World Ranking Scientist'

Nivita Saldyni, Selasa, 24 November 2020 12.23 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keren! Guru Besar ITS Ini Masuk 'Top 2% World Ranking Scientist'
Image: Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD, guru besar ITS yang masuk dalam Top 2% World Ranking Scientists. (Humas ITS)

Surabaya - Kabar membanggakan datang dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebab salah satu Guru Besar ITS Surabaya, Prof. Drs. Ec. Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc., Ph.D., telah berhasil masuk jajaran 'Top 2% World Ranking Scientists'.

Guru besar ITS yang telah berkecimpung di dunia penelitian sejak 1989 ini pun mengaku kaget mengetahui kabar tersebut. Apalagi dalam pemeringkatan kali ini hanya ada satu nama dosen peneliti ITS yang masuk dalam daftar tersebut.

"Sebelumnya saya juga tidak menduga hal ini. Kemudian, kawan dosen dari Jepang yang memberitahukan nama saya termasuk di dalamnya," kata Prof. Riyan dikutip dari laman resmi ITS, Selasa (24/11/2020).

Nah, nama-nama yang masuk dalam jajaran 'Top 2% World Ranking Scientists' ini ternyata berdasarkan metode survei dan pemeringkatan yang dilakukan Prof. John Ioannidis dan dua rekannya, Jeroen Baas dan Kevin Boyack yang merupakan peneliti dari Stanford University, guys.

Apa saja sih karya Prof. Riyan? Seperti apa kiprahnya di bidang penelitian selama 30 tahun ini?

Menurut data yang dihimpun oleh John Ioannidis dan kawan-kawannya, Prof. Riyan telah mempublikasikan 243 artikel ilmiah dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hingga akhir 2019. Bahkan jumlah itu terus bertambah dan telah mencapai 267 artikel di tahun 2020 ini.

Adapun penelitian yang mengantar Prof. Riyan ke posisi ini adalah Information and Communication Technologies, dengan paling banyak publikasi ilmiah dalam subbidang Artificial Intelligence (AI) & Image Processing dan subbidang kedua tentang Networking & Telecommunications.  

Kini, dosen Departemen Teknik Informatika ITS ini bahkan tengah mengembangkan penelitian di bidang AI untuk keperluan medis loh.

“Operasi otak memerlukan penentuan posisi dengan akurasi yang tinggi, untuk itu saya kembangkan AI untuk membantu penentuan posisi bedah otak pada pasien Parkinson, tumor dan stroke untuk membantu tenaga medis,” kata Prof. Riyan menjelaskan penelitian terbarunya.

Pria lulusan pendidikan doktoral University of New Brunswick, Kanada ini mengatakan sebelum karyanya itu muncul, matriks yang menjadi dasar pemeringkatan Top 2% World Ranking Scientist ini juga membuka jejak sitasi karya Riyan dalam satu tahun terakhir.

“Di akhir 2019, tercatat karya saya tersitasi sebanyak 196 dan punya nilai H-index 19. Saat ini telah memiliki H-index 21 berkat tambahan publikasi yang terkait penelitian terbaru,” paparnya.

Tak hanya sampai di sana, ia juga berhasil meraih peringkat pertama dalam pemeringkatan Scopus beberapa waktu lalu loh. Menurutnya, penelitian-penelitian itu bukannhanya karya semata guys, melainkan sesuatu yang memiliki kebermanfaatan bagi sesama.

“Bukan hanya karya yang bisa berkelanjutan diteliti, tetapi juga bermanfaat bagi umat manusia,” pesannya.

Nah dalam pemeringkatan ini, Prof. Riyan mengatakan Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara maju dan beberapa negara tetangga. Di mana hanya ada 42 nama scientist dari Indonesia dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist ini.

“Kita lihat Malaysia menyumbangkan 388 nama, lebih jauh ada Jepang dengan 4.483 nama, India 9.104 nama, dan China 12.948 nama,” imbuhnya.

Hal ini menurutnya menjadi momen yang tepat bagi para peneliti Indonesia untuk segera berbenah. Ketertinggalan ini, menurut Prof. Riyan menjadi motivasi untuk memperbaiki lingkungan riset dan lingkungan akademik di Indonesia yang masih perlu banyak peningkatan.

Ia pun berharap hal ini bisa membangun atmosfer penelitian yang labih baik dan mampu mewujudkan sifat inovatif dalam diri mahasiswa dan peneliti muda di Indonesia.

“Maka, ketertinggalan Indonesia pun akan terkejar dan lebih banyak lembaga penelitian yang turut menyumbangkan nama,” pesannya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait