URstyle

Kenal Lebih Dekat dengan Pemeriksaan IHK pada Kanker Payudara

Urbanasia, Rabu, 26 Maret 2025 14.38 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kenal Lebih Dekat dengan Pemeriksaan IHK pada Kanker Payudara
Image: Ilustrasi - Kanker Payudara. (Freepik)

Jakarta - Kanker payudara masih menjadi momok bagi kalangan perempuan. Selain sebagai penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan, jumlah kasus baru kanker ini juga terus meningkat.

Menurut data Global Cancer Observatory 2022, kanker payudara menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak di Indonesia, yaitu 66.271 kasus atau 16,2% dari total 408.661 kasus yang terjadi.

Tingginya kasus baru kanker payudara membuat perempuan harus selalu waspada. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan mandiri seperti SADARI atau SADANIS.

Ketika dicurigai ada yang berbeda pada payudara, perempuan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Salah satunya melalui pemeriksaan Imunohistokimia atau IHK.

Imunohistokimia (IHK) adalah pemeriksaan lanjutan untuk melengkapi pemeriksaan patologi dasar yang sudah dilakukan pada spesimen biopsi yang dikirim oleh dokter bedah onkologi saat dicurigai adanya sel kanker.

Menurut Internist-Hematologist Oncologist MRCC Siloam Hospital, dr. Jeffry Beta Tenggara, dalam konteks kanker payudara, biopsi yang diikuti dengan pemeriksaan IHK berperan penting dalam meningkatkan akurasi diagnosis.

Pemeriksaan ini, kata dia, memungkinkan ahli patologi anatomi mengidentifikasi subtipe molekuler kanker payudara secara lebih spesifik.

“IHK membantu dokter dalam menentukan rencana pengobatan yang lebih tepat, menyesuaikan terapi berdasarkan kategori kanker, dan memberikan kombinasi pengobatan yang lebih spesifik serta efektif,” kata Jeffry, dikutip Rabu (26/3/2025).

Jeffry menjelaskan, berdasarkan status reseptor hormon, kanker payudara dikategorikan menjadi dua subtipe, yaitu Hormon Reseptor Positif (HR+) dan Hormon Reseptor Negatif (HR-).

Kanker payudara HR positif (HR+) umumnya diobati dengan terapi hormon untuk menghambat efek estrogen dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Sedangkan kanker payudara HR negatif (HR-) biasanya diobati dengan kemoterapi, terapi target, dan dalam beberapa kasus, imunoterapi.

Jeffry juga memberikan gambaran terkait tahap skrining dan diagnosis kanker payudara yang diperlukan, yaitu:

  • Biopsi, pengambilan sampel jaringan untuk memastikan benjolan pada payudara merupakan sel kanker atau bukan.
  • Pemeriksaan IHK, dilakukan untuk menentukan karakter dan sifat kanker.
  • Penentuan Stadium Kanker, bisa dilakukan melalui USG, Rontgen, CT Scan, atau PET Scan
  • Penentuan Program Pengobatan, dokter akan memilih kombinasi terapi yang paling optimal sesuai karakter kanker.
Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait