Maag dan GERD Tak Sama, Yuk Kenali Penyebab Serta Gejalanya!
Jakarta – Sebagian orang seringkali menyamakan kondisi penyakit maag dengan gastroesophageal reflux disease atau GERD. Padahal, kedua penyakit tersebut memiliki perbedaannya masing-masing.
Maag atau dikenal dengan istilah gastritis adalah penyakit peradangan, erosi atau iritasi pada lapisan lambung. Kondisi maag biasanya terjadi secara tiba-tiba (akut) ataupun kronis. Beda halnya dengan GERD, penyakit saluran cerna bagian atas ini terjadi akibat asam lambung dengan derajat keasaman yang tinggi naik ke kerongkongan.
Nah, untuk ketahui lebih dalam perbedaan di antara kedua penyakit tersebut simak penjelasannya berikut ini!
Gejala yang ditimbulkan
Penyakit maag biasanya ditandai dengan gejala perasaan tidak nyaman pada area perut atas dan rasa sakitnya bisa datang dan pergi silih berganti. Selain itu, ada beberapa gejala lainnya yakni:
• Mual dan muntah,
• Ulu hati terasa nyeri,
• Perut terasa tidak nyaman setelah makan dalam jangka waktu yang lama,
• Perut terasa penuh saat makan, terutama sebelum menghabiskan makanan,
• Perut kembung pada bagian atas,
• Buang angin dan bersendawa,
Sedangkan untuk gejala GERD, cenderung lebih berat dibandingkan maag. Hal tersebut terjadi karena saat GERD terjadi refluks asam lambung yang ditandai dengan sensasi terbakar pada dada atau heartburn. Nantinya, sensasi ini dapat menimbulkan gejala GERD lainnya yang cukup mengganggu, yaitu:
• Nyeri dada,
• Dada terasa terbakar setelah makan, terutama saat malam hari,
• Makanan atau asam lambung naik ke atas kerongkongan,
• Kesulitan menelan,
• Rasa mengganjal pada kerongkongan.
Penyebab Maag dan GERD
Berbagai gejala sakit maag dipicu oleh iritasi pada dinding lambung. Saat asam lambung naik atau luka pada lambung, dinding lambung berisiko mengalami iritasi dan memicu gejala di atas.
Penyebab maag bisa terjadi karena, stres, konsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat anti radang, infeksi bakteri, dan lainnya.
Sedangkan, GERD disebabkan asam lambung yang naik akibat cincin esofagus melemah sehingga tidak bisa menahan makanan kembali ke kerongkongan dan cairan dari lambung. Akibatnya, makanan dan cairan asam lambung lebih mudah naik dan memicu heartburn.
GERD juga bisa saja terjadi karena berat badan berlebih, merokok, konsumsi alkohol, hernia hiatal, kehamilan, atau konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat anti nyeri atau anti depresan.