URstyle

Mengenal Diet Mediterania, Diklaim Ampuh Kurangi Risiko Diabetes

Farah Yuniar, Selasa, 16 Mei 2023 14.45 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Diet Mediterania, Diklaim Ampuh Kurangi Risiko Diabetes
Image: Diet Mediterania diklaim lebih longgar dalam aturan makan sehingga digemari banyak orang. (Freepik)

Jakarta - Diet menjadi salah satu opsi bagi masyarakat untuk mengurangi berat badan dan menjaga kesehatan. Di antara banyak jenis diet, ada satu diet yang diklaim ampuh mengurangi risiko diabetes, yaitu diet mediterania. 

Melansir Health, Selasa (16/5/2023), hasil penelitian terbaru menemukan bahwa diet Mediterania dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Diet mediterania dengan cepat menjadi populer karena manfaat kesehatannya. Pola makan ini menjadi favorit di kalangan dokter dan ahli diet, tidak hanya karena penekanannya pada variasi makanan bergizi tetapi juga karena fleksibilitas dan karakteristiknya yang berkelanjutan.

Sebuah studi baru-baru ini meneliti hubungan antara diet Mediterania dan diabetes tipe 2. Temuan menunjukkan bahwa diet mediterania dapat membantu mengurangi diabetes tipe 2 bahkan lebih baik dari perkiraan semula.

Apa Itu Diet Mediterania?

Diet Mediterania kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, protein dan ikan tanpa lemak, serta lemak yang menyehatkan jantung. Diet ini terinspirasi oleh makanan khas dan kebiasaan makan Italia selatan, Spanyol selatan, dan Yunani.

Meskipun disebut diet, tetapi gaya makan Mediterania ini tidak memberikan peraturan yang ketat. Diet ini juga mencakup sebagian besar makanan sehingga menjadikannya cara makan yang sangat berkelanjutan.

Seiring dengan semakin populernya pola makan ini, para peneliti menemukan bahwa individu yang komitmen melakukan diet mediterania ini memiliki risiko penyakit kronis yang lebih rendah.

Diet Mediterania dan Diabetes Tipe 2

Diet mediterania adalah pola makan yang umumnya direkomendasikan untuk pencegahan diabetes tipe 2 dan berkaitan dengan penurunan risiko.

Nita Forouhi, MBBS, PhD, salah satunya penulis dalam studi ini, mencatat bahwa penelitian sebelumnya tentang diet Mediterania dan diabetes tipe 2 berdasarkan pada pelaporan subyektif. 

Dengan kata lain, itu bergantung pada pertanyaan peserta studi tentang diet mereka dimana ingatan manusia rentan terhadap kesalahan pelaporan.

"Kami ingin meningkatkan penilaian asupan makanan dengan menggunakan penanda objektif makanan yang dapat diukur dalam darah," kata Forouhi.

Tim peneliti mengumpulkan data dari 340.234 individu yang tinggal di delapan negara Eropa. Mereka menggunakan karotenoid darah dan asam lemak untuk menilai kepatuhan terhadap diet Mediterania.

Forouhi menambahkan bahwa ia dan para peneliti lainnya fokus pada biomarker nutrisi yang larut dalam lemak karena mereka dapat mencerminkan paparan makanan selama beberapa minggu atau bulan sebelum pengambilan darah.

Biomarker ini memungkinkan para peneliti untuk memastikan diet Mediterania sudah menjadi kebiasaan bagi peserta penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan Mediterania berhubungan positif dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan penggunaan biomarker gizi dibandingkan dengan kuesioner laporan diri.

Temuan ini menjadi bukti bahwa pola makan Mediterania dapat menjadi pencegahan primer diabetes tipe 2. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsisten pada pola makan dapat menghasilkan manfaat kesehatan.

Ahli diet dan pendidik diabetes di Virginia utara, Caroline Thomason, RD, CDCES mengatakan makanan pada diet mediterania secara khusus kaya akan nutrisi yang bagus untuk diabetes tipe 2 seperti serat dan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, dan lemak yang menyehatkan jantung seperti alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Namun, penelitian ini bersifat observasional dan tidak mengontrol semua faktor yang berhubungan dengan risiko penyakit. 

Para penulis sangat berhati-hati untuk mengisolasi hubungan skor biomarker dengan risiko penyakit akan tetapi hampir tidak mungkin untuk memperhitungkan semua faktor gaya hidup dan medis lainnya. 

Diet Mediterania dan Kesehatan Usus

Bidang penelitian lainnya yang berkembang pesat yakni hubungan antara diabetes tipe 2 dan mikrobioma usus.

Pemilik Sound Bites Nutrition, Lisa Andrews, MEd, RD, LD, menjelaskan bahwa diet mediterania mendorong beberapa makanan nabati yang menyediakan serat untuk mengubah bakteri usus dan dapat membantu pengelolaan gula darah.

"Makanan nabati ini menyediakan antioksidan yang mungkin memiliki sifat anti peradangan yang membantu pencegahan diabetes," tambah Andrews.

Diet Mediterania tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan usus tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya seperti penurunan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan neurodegeneratif seperti Alzheimer serta dapat membantu mengurangi risiko kanker tertentu seperti kanker payudara.

Ada banyak cara untuk mengadopsi dan mengikuti pola makan Mediterania seperti mulai dari memasukkan satu buah atau sayuran per hari atau menukar biji-bijian olahan dengan biji-bijian utuh setidaknya separuh waktu.

“Sebenarnya total ada 23 negara di kawasan Mediterania mulai dari Italia dan Yunani hingga negara-negara timur tengah dan Afrika bagian utara,” pungkas Thomas.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait