URstyle

Mengenal Endometriosis, Penyakit yang Sering Diderita Wanita

Tim Urbanasia, Rabu, 8 Maret 2023 14.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Endometriosis, Penyakit yang Sering Diderita Wanita
Image: Sejumlah gejala endometriosis pada wanita. (Urbanasia)

Jakarta - Penderita penyakit Endometriosis kerap terjadi pada wanita dibandingkan dengan penderita diabetes maupun asma.

“Endometriosis lebih banyak dari penderita diabetes. Diabetes cuma 9 persen dari wanita. Sedangkan Endometriosis 10 persen dari 10 wanita,” ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis, Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi, dr M. Luky Satria Syahbana Marwali di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Endometriosis sendiri merupakan pertumbuhan abnormal lapisan dinding dalam rahim, yang berhubungan dengan siklus haid. Maka dari itu, Endometriosis dikatakan sebagai hormonal dependen seperti estrogen.

Penyakit ini seringkali dikatakan hanya sebagai Kista. Padahal, Endometriosis memiliki banyak jenis, yaitu Adenomyosis (di Otot Rahim) Deep Endometriosis (di Usus) dan Superficial.

Faktor yang menyebabkan penyakit ini muncul yakni faktor genetik, epigenetik, dan stem cell. 

Ketika seorang ibu mengidap penyakit Endometriosis, kemungkinan anak akan terkena penyakit tersebut juga besar. 

Memakan kedelai, tahu, dan tempe pun diketahui dapat memunculkan penyakit Endometriosis karena dapat memunculkan estrogen yang tinggi.

Luky melanjutkan, Endometriosis akan tetap muncul jika wanita masih mengalami siklus haid.

“Dia akan timbul selama bertahun-tahun selama wanita ini belum menupause,” ujarnya.

Pertumbuhannya bisa terjadi di bagian-bagian dalam tubuh seperti rahim, usus, dan paling sering muncul serta mudah didiagnosis yaitu pada indung telur, serta tempat lainnya.

Maka dari itu harus dilakukan pengecekan menggunakan USG transrektal atau MRI saat sudah merasakan beberapa gejala seperti nyeri pinggul, nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, kembung, kelelahan, nyeri saat buang air kecil, pendarahan parah saat datang bulan, dan yang paling sering muncul yakni ketidaksuburan.

Luky menyebutkan, 30 sampai 50 persen penderita Endometriosis mengalami gangguan kesuburan. Penyakit ini pun dapat memberi dampak buruk kepada kualitas sel telur, cadangan sel telur, proses pembuahan, kualitas embrio dan implantasi.

Penanganan Endometriosis

Tentu ada berbagai macam cara untuk menangani penyakit Endometriosis yang terjadi pada wanita yakni meminum obat penghilang nyeri ataupun obat hormonal. 

Obat penghilang nyeri hanya akan menghambat pertumbuhan dan rasa sakit, namun tidak menghilangkan penyakit. Sama dengan obat hormonal, obat ini akan menghambat namun dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Cara terakhir dapat dilakukan dengan pembedahan Laparoskopi. Langkah ini dilakukan jika gagal pada terapi hormonal dan penyakitnya membuat organ lain terganggu. 

Operasi dapat menghilangkan penyakit, namun Endometriosis dapat muncul kembali di kemudian hari.

Perlu diketahui pula bahwa setelah melakukan pembedahan atau operasi, sel cadangan telur dapat menurun.

Akan ada beberapa pertimbangan sebelum operasi antara lain usia, resiko kekambuhan, program hamil yang sedang dilakukan dan masih banyak lagi.

Disarankan untuk tetap melakukan program hamil jika tidak ingin beresiko pada kehamilan. Namun hal ini tidak selalu terjadi pada setiap wanita. Lakukanlah konsultasi bersama dokter untuk penindak lanjutan pada penyakit Endometriosis. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait