Mengenal Pitting Edema: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Jakarta - Pitting edema adalah penumpukan cairan dalam jaringan tubuh. Pitting edema paling sering terjadi di kaki atau lengan. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti perut dan wajah.
Pitting edema pada kasus ringan sering terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Akan tetapi, penyakit ini juga dapat menjadi serius, seperti gagal jantung, serta gangguan pada hati, ginjal, atau otak. Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter saat terjadi pitting edema sangat penting dilakukan untuk mencari tahu penyebab yang mendasarinya.
Penyebab Pitting Edema
Melansir dari website Osmosis, ada beberapa macam penyebab pitting edema. Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor umum, efek samping obat, Insufisiensi vena, dan sebagainya.
Berikut rincian penyebab pitting edema:
- Faktor umum
Sirkulasi yang buruk, retensi kelebihan cairan, duduk atau berdiri dalam satu posisi terlalu lama, kadar protein rendah, obesitas, hingga kehamilan.
- Efek samping obat
Obat darah tinggi, obat anti inflamasi non steroid (NSAID), Steroid, Estrogen, hingga Obat diabetes tertentu (misalnya, thiazolidinediones).
- Insufisiensi Vena
Ini adalah kondisi di mana vena di kaki melemah atau tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, vena tidak dapat mengembalikan darah ke jantung secara efisien, sehingga cairan akhirnya dipaksa keluar dari vena dan masuk ke jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan darah dan cairan di kaki, yang mengakibatkan edema perifer.
Varises atau vena yang membesar dan terpuntir, merupakan faktor risiko umum untuk insufisiensi vena.
- Trombosis vena dalam
Ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena jauh di dalam tubuh, biasanya mengenai kaki. Bekuan darah dapat merusak vena dan mengganggu aliran darah, yang menyebabkan edema perifer di kaki. Trombosis vena dalam juga dapat menyebabkan insufisiensi vena.
- Gagal jantung kongestif
Terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh sebagaimana mestinya. Akibatnya, darah dapat menumpuk di tungkai bawah dan menyebabkan edema perifer.
Dalam beberapa kasus, gagal jantung kongestif dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru juga, menyebabkan edema paru, yang dapat menyebabkan sesak napas. Gagal jantung kongestif juga dapat menyebabkan edema perut, juga dikenal sebagai asites.
- Sirosis
Penyakit hati yang ditandai dengan jaringan parut permanen dan fibrosis hati. Ketika fibrosis menjadi luas, hati bisa mulai gagal, dan darah yang berasal dari vena portal mungkin mulai mengalir kembali, menyebabkan hipertensi portal (peningkatan tekanan darah di vena portal).
Akibatnya, cairan mungkin mulai bocor keluar dari vena portal dan masuk ke perut, yang menyebabkan asites. Cairan ini juga bisa menumpuk di kaki, mengakibatkan edema perifer. Seiring waktu, tekanan darah tinggi di vena portal juga dapat menyebabkan varises, atau pembesaran vena, di kerongkongan atau perut.
- Penyakit ginjal
Kondisi ini juga dapat menyebabkan penumpukan cairan dan natrium dalam tubuh, yang dapat menyebabkan retensi cairan dan menyebabkan edema perifer pada kaki.
Kerusakan pada nefron (unit penyaringan kecil di ginjal) dapat menyebabkan sindrom nefrotik, yang menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urin, mengakibatkan penurunan kadar protein dalam darah dan retensi cairan berlebih.