URguide

Tantrum pada Anak: Apa Itu, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Kintan Lestari, Senin, 25 Juli 2022 15.51 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tantrum pada Anak: Apa Itu, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Image: Ilustrasi anak tantrum. (Pexels/Jep Gambardella)

Jakarta - Tantrum pada anak seringkali membingungkan dan membuat para orang tua frustasi karena memang berbeda-beda macamnya. Ada yang teriak, menendang, memukul, dan sebagainya. Yuk, kita cari tahu soal tantrum pada anak, mulai dari apa itu tantrum, penyebab, jenis, sampai cara mengatasinya. 

Apa Itu Tantrum?

Melansir VeryWell Family, tantrum adalah kondisi ketika seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak terkendali. Tantrum sebenarnya hal yang normal yang terjadi pada anak ketika usia mereka antara 1-4 tahun. 

Kondisi ini mereka tunjukkan pada dasarnya karena frustasi akan sesuatu, seperti lapar, lelah, dan merasa tidak nyaman. Hanya saja memang ada anak yang sering menunjukkannya, dan ada yang jarang.

Itu karena anak usia 1-4 tahun keterampilan bahasanya belum berkembang sehingga mereka tidak dapat mengungkapkan keinginan mereka. Alhasil cara mereka untuk mengungkapkan sesuatu bisa dengan amukan, teriakan, pukulan, sampai berbaring di lantai. 

Jenis-jenis Tantrum

Ada beberapa jenis tantrum pada anak, di antaranya tantrum manipulatif, frustasi, destruktif, dan tantrum yang merusak diri sendiri. Simak penjelasan singkatnya di bawah ini!

1. Tantrum Manipulatif

Tantrum jenis ini biasanya seorang anak akan bersikap menjengkelkan demi mendapat hal yang diinginkannya.

2. Tantrum Frustasi

Untuk jenis ini, biasanya terjadi karena anak frustasi akan sesuatu. Misalnya dia ingin mengambil sesuatu tapi gagal. Atau karena dia lapar atau lelah. Bisa juga karena si anak ingin menolak sesuatu.

3. Tantrum Destruktif

Tantrum ini biasanya anak akan bersikap agresif seperti menjerit, memukul-mukul, bahkan melempar benda-benda di dekatnya.

4. Tantrum Merusak Diri Sendiri (Self-Damaging)

Jenis tantrum ini biasanya perlu sangat diwaspadai karena anak biasanya akan menyakiti diri sendiri, atau bahkan orang lain. Misalnya memukul kepala sendiri atau menjedotkan kepalanya ke dinding.

Baca Juga: Tanda Kulitmu Lagi Purging dan Cara Mengatasinya

1658738427-tantrum3.jpgSumber: Ilustrasi anak tantrum. (Freepik/gpointstudio)

Apakah Tantrum Berbahaya?

Kebanyakan tantrum sebenarnya tidak berbahaya, karena biasanya aksi yang dilakukan anak hanya berteriak atau menangis. Setelah tantrum biasanya mereka akan lelah sendiri.

Kapan Tantrum pada Anak Dibilang Tidak Wajar

• Anak menyakiti diri sendiri atau orang lain

Tantrum pada anak bisa dibilang tidak wajar ketika anak sudah menyakiti diri sendiri atau bahkan orang lain. Jadi kalau anakmu tantrum dengan memukul kepalanya sendiri, atau melempar benda ke orang lain, maka kamu perlu membuat janji temu dengan ahlinya untuk konsultasi.

• Intensitas tantrumnya sering dan dalam waktu lama

Umumnya tantrum berlangsung 2-15 menit. Ketika anak tantrum sudah lewat dari periode itu, maka orang tua sudah harus membawa anaknya ke dokter ahli.

• Ketika orang tua lepas kendali ketika merespons tantrum

Tantrum pada dasarnya membuat orang tua ikut frustasi. Namun kalau orang tua lepas kendali merespons tantrum pada anak, maka itu tidak wajar sehingga sebaiknya orang tua konsultasi pada ahlinya.

• Orang tua mudah mengalah

Banyak orang tua yang menyerah pada keinginan anak supaya tantrum anak berhenti. Ini sering kali terjadi ketika anak tantrum di tempat umum. Kalau kamu termasuk orang tua tipe ini, baiknya juga kamu konsultasi ke ahli untuk mencari tahu bagaimana cara menangani anak yang tantrum di tempat umum.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait