Pelanggan Kecewa Usai Makan Steak Harga Jutaan, Owner Bilang Begini

Jakarta - Restoran steak Meatguy Steakhouse milik TikTokers Dimas Ramadhan Pangestu alias Dims The Meat Guy belakangan viral di media sosial.
Hal ini berawal dari beberapa unggahan pelanggan Meatguy Steakhouse yang mengulas rasa steak di restoran milik seleb TikTok tersebut.
Seorang pelanggan mengomentar steak yang alot meski tingkat kematangannya medium rare, sementara yang lain mengklaim restoran Meatguy Steakhouse terlalu overhyped. Kedua pelanggan ini menghabiskan mengaku uang jutaan rupiah untuk satu kali makan steak di restoran tersebut.
"Kita pesan dengan tingkat kematangan medium rare, dan alot guys, beneran alot sampai gue nggak bisa habisin satu serving itu, dan gue take away. Mungkin buat kak Dimas bisa kali QC-nya lebih dijaga karena jujur gue habis Rp 5 juta makan di situ, so i expected most sih, gitu," demikian isi kritikan dari akun TikTok @kathrnee.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Restoran Steak di Jakarta
Ulasan buruk tentang restoran steak ini makin viral setelah dibagikan di Twitter oleh akun @txtdrkuliner pada Sabtu (19/11/2022). Dalam sebuah utas, akun Twitter itu merangkum kritikan para pelanggan serta rating bintang satu di Google terhadap restoran Meatguy Steakhouse.
Kini, Dims The Meatguy selaku pemilik Meatguy Steakhouse merespons ulasan-ulasan pelanggan terhadap restorannya. Dimas mengaku terkejut tapi ia juga menyayangkan para pelanggan steakhouse-nya menyampaikan feedback di luar restoran, sebab jika begitu ia mengaku sulit memperbaiki kekurangan di restorannya.
"Saat ini, sedang ada beberapa pembahasan tentang steakhouse gw di social media. Namun, sayangnya feedback tersebut disampaikan di luar outlet Meatguy, sehingga sulit untuk gw mengidentifikasi dan memperbaiki feedback tersebut secara langsung," tulisnya dikutip Urbanasia dari akun @Dims The Meat Guy, Selasa (22/11/2022).
Lebih lanjut, Dimas menjelaskan bahwa steakhouse yang ia kelola memiliki standar operasional prosedur (SOP) mulai dari kurasi daging, proses memasak, hingga penyajian ke meja konsumen.
Ada juga SOP double visit ke setiap meja konsumen, dengan tujuan mencegah dikonsumsinya daging yang mengandung hal-hal yang tidak bisa dikendalikan manusia.
"Karena produk steak berhubungan dengan makhluk hidup (livestock), jadi ada beberapa faktor di luar kuasa manusia, seperti urat atau connective tissue yang terletak di dalam daging yang tidak dapat dikendalikan," tulisnya.