URstyle

Taman Ismail Marzuki Selesai Direvitalisasi, Begini Sejarah dan Wajah Barunya

Hanisa Sutoyo, Selasa, 12 Juli 2022 10.43 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Taman Ismail Marzuki Selesai Direvitalisasi, Begini Sejarah dan Wajah Barunya
Image: Instagram/wajahbaru_tim

Jakarta – Urbanreaders, Taman Ismail Marzuki (TIM) yang merupakan tempat berkumpulnya para seniman sejak tahun 1968, ternyata dulunya menjadi lokasi kebun binatang loh. Lalu, kenapa diubah menjadi taman budaya ya?

Sejarah TIM

Melansir Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, taman ini dipilih sebagai pengganti Pasar Senen dan Balai Budaya Jakarta yang pada saat itu tak lagi digunakan lantaran adanya perpecahan ideologi politik.

Jadi, Gubernur DKI Jakarta pada masa itu, Ali Sadikin membangun TIM pada 10 November 1968, sebagai fasilitas bagi para seniman untuk berkreasi.

Nama Ismail Marzuki sendiri diambil dari tokoh seniman Jakarta sebagai penghormatan kepadanya karena telah menciptakan 200 lagu yang di dalamnya terdapat lagu-lagu perjuangan bangsa. Seperti 'Halo-Halo Bandung', 'Berkibarlah Bendera', hingga 'Nyiur Melambai'.

Rancangan pembangunan tempat ini diserahkan kepada para seniman dan budayawan untuk diketik oleh Arifin C Noer. 

Sejak berdiri pada tahun 1968, TIM menjadi saksi terjadinya eksperimen artistik para seniman Indonesia yang waktu itu banyak difasilitasi oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). 

Banyak karya penting yang ditampilkan, misalnya dengan menyaksikan pertunjukan perdana Teater Koma di akhir 1980an ataupun pertunjukan teater garda depan, Teater SAE di akhir 1980an. 

Selain itu, TIM juga menjadi panggung bagi seniman dunia ternama seperti koreografer modern asal Amerika Serikat, Martha Graham dan koreografer Jerman, Pina Bausch yang tampil pada 1974, serta pertunjukan kelompok butoh pertama di Indonesia, Byakkosha pada 1981.

Hal inilah yang akhirnya membuat TIM dijadikan kompleks pendidikan. Sejumlah lembaga kesenian didirikan, salah satunya Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) yang saat ini bernama Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 

Fasilitas hingga Harga Tiket TIM

TIM yang mengalami revitalisasi sejak 2019 lalu, kini telah kembali dengan wajah baru dan mengusung konsep The New Creative Hub & Art Center dan The New Urban Tourism Destination. 

1657597175-Ilustrasi-perpustakaan-TIM.jpgSumber: Instagram/wajahbaru_tim

Terdapat sejumlah fasilitas yang disediakan untuk pengunjung, seperti Co-Working Space buat mereka yang ingin bekerja di suasana baru, bioskop, perpustakaan dengan desain terbaru, hingga toko buku.

1657597220-Ilustrasi-suasana-perpustakaan-TIM.jpgSumber: Instagram/wajahbaru_tim

Selain itu, terdapat teater besar dan kecil serta planetarium yang bisa kamu jadikan sebagai destinasi wisata. 

Nah, buat kamu yang mau kesini, TIM berlokasi di Jalan Cikini Raya 73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum ataupun pribadi.

Untuk kendaraan umum, kamu bisa memanfaatkan kereta listrik (KRL) dan turun di Stasiun Cikini. Selain itu, kamu juga bisa naik TransJakarta koridor 5H dengan jurusan Kampung Melayu-Tanah Abang atau koridor 6H dengan jurusan Senin-Lebak Bulus.

Buka setiap hari pukul 9.00-21.00 WIB, pihak TIM tidak menerapkan harga tiket masuk alias gratis. 

Namun, kamu akan dikenakan biaya saat akan memasuki sejumlah tempat di sana. Seperti Planetarium, tiketnya sekitar Rp 7.000 per orang untuk anak-anak dan Rp 12.000 untuk orang dewasa. Terjangkau bukan? Jadi, yuk berkunjung dan melihat wajah baru TIM!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait