URtech

FTX Bangkrut, Masa Depan Bitcoin CS Diramal Makin Menyedihkan

Shinta Galih, Senin, 21 November 2022 16.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
FTX Bangkrut, Masa Depan Bitcoin CS Diramal Makin Menyedihkan
Image: Ilustrasi bitcoin (Freepik/master1305)

Jakarta - Platform bursa kripto terbesar kedua di dunia, FTX, mengajukan permohonan bangkrut. Ironisnya lagi, mereka meninggalkan utang US$3,1 miliar atau setara dengan Rp 48,63 triliun kepada 50 kreditor.

FTX dan afiliasinya mengajukan kebangkrutan di Delaware pada 11 November di salah satu ledakan crypto profil tertinggi, menyebabkan sekitar 1 juta pelanggan dan investor lainnya menghadapi kerugian total dalam miliaran dolar.

Sam Bankman-Fried, telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO, dan posisinya telah digantikan oleh John J. Ray III.

Beberapa analis menyebutkan bakrutnya FTX disebabkan Sam Bankman-Fried salah melangkah dalam menyelamatkan perusahaan kripto lainnya di tengah kondisi pasar badai kripto yang buruk. Beberapa kesepakatan yang melibatkan Alameda Research, perusahaan yang dimiliki Bankman-Fried, malah menyebabkan serangkaian kerugian.

Kebangkrutan FTX diprediksi memberi pengaruh pada masa depan Bitcoin dan aset kriptop lainnya. Analis JP Morgan memperkirakan bitcoin akan turun sampai 25 persen dalam beberapa minggu mendatang. Hal itu sebagian karena dampak dari jatuhnya FTX yang menekan kripto.

Pengamat Euro Pacific Capital, Peter Schiff, bahkan menyebut masa depan Bitcoin dan sejumlah koin kripto lainnya kini tengah berada di jurang kepunahan. Penilaian ini dikarenakan sejumlah koin kripto lainnya gagal mencetak lonjakan harga selama beberapa minggu terakhir.

"Fenomena ini lebih bahaya dari pada crypto winter. Ini adalah kepunahan kripto," kicau Schiff di akun Twitternya dikutip Urbanasia, Senin (21/11/2022).

Ini bukan kali pertama Schiff memproyeksikan Bitcoin dan aset kripto akan binasa. Sebelumnya dia memperkirakan nilai Bitcoin akan jatuh ke level terendah, harganya menjadi nol.

Keyakinan tersebut ditandai dengan isu bursa kripto dihantam isu kebangkrutan. Tercatat setidaknya sudah ada sejumlah bursa yang mengalami kebangrutan disepanjang 2021. 

Salah satu contoh, perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto yang berbasis di Singapura, yakni Three Arrows Capital (3AC). Mereka resmi dinyatakan bangkrut setelah gagal membayarkan utang atau default kepada broker kripto Voyager Digital senilai Rp 9,9 triliun.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait