Helm Tunanetra Berjaya di Kompetisi Samsung Innovation Campus Batch 3
Jakarta - Tak hanya memasarkan produk, Samsung juga berkomitmen mencetak anak-anak muda mahir digital Indonesia. Lewat program Samsung Innovation Campus (SIC), siswa sekolah menengah unjuk gigi dalam bidang keahlian digital.
SIC merupakan inisiatif Corporate Citizenship dari Samsung yang dimulai sejak 2019. Tujuannya untuk memberikan kontribusi untuk pertumbuhan digitalisasi di Indonesia dan bertujuan mencetak generasi muda siap menghadapi tantangan industri 4.0. SIC bekerjasama dengan Skilvul, sebuah platform pendidikan teknologi yang menyediakan konten pelajaran digital skill.
Nah, tahun ini, SIC telah memasuki tahun ketiganya. Pada SIC Batch 3 2021/2022 ini terdaftar 3.000 siswa dari SMK, MA dan MAK dari berbagai wilayah di Indonesia, setelah melalui proses seleksi 1.000 siswa dapat mengikuti program SIC Batch 3 ini.
Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembelajaran dan pelatihan SIC dimana setiap tahap akan diakhiri dengan proses seleksi sehingga jumlah pesertanya akan terus mengerucut hingga pada tahap IoT Product Development Bootcamp, terdapat 100 siswa/25 tim yang lolos seleksi. Dari ke 25 tim tersebut nantinya akan kembali mengerucut menjadi 5 tim terbaik yang berkesempatan mempresentasikan proyek mereka di hadapan juri dalam culminating event SIC Project Competition, Rabu (12/10/2022).
Para juri di kompetisi ini adalah Kepala Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi - Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Suwardi, Analis Pengembangan Peserta Didik – Direktorat SMK Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Dinda Aramitha Wahyu Safitri, Engineering Manager Tokopedia Sherly Septiani, Co-Founder & Chief of Business Skilvul William Hendradjadja, dan Project Lead Engineer IoT Samsung R&D Indonesia, Trandi Suryadi.
Acara ini juga dihadiri President Samsung Electronics Indonesia, Simon Lee, Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental Pemajuan Budaya dan Prestasi Olahraga Kementerian PMK, Didik Suhardi, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani, dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yulianti.
Tim SIC Geger 3 dari SMKN 1 Geger Madiun, Jawa Timur, sukses memukau para juri lewat MYWAY, helm canggih yang bisa membantu aktivitas para tunanetra. Alat ini berhasil membawa Alya, Eka, Nevi, dan Rizka menjadi juara pertama Samsung Innovation Campus Batch 3 2021/2022
"Kami mendapatkan beberapa kasus seperti kecemasan tunanetra, tunanetra sering menabrak, guiding block yang tidak sesuai, dan kasus tunanetra hilang. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, kami terinspirasi untuk memberikan solusi dengan membuat MYWAY," ujar perwakilan tim saat mempresentasikan proyeknya.
Solusi yang ditawarkan aplikasi ini banyak macamnya, seperti dapat memberi tahu tunanetra jika ada yang menghalangi jalan mereka, mencegah terjadinya benturan, meningkatkan kemandirian, terhubung dengan anggota keluarga, dan mengenali orang yang ada di sekitar. Aplikasi ini juga bisa memberi tahu di mana posisi tunanetra berada.
Juri dibuat terpukau dengan solusi yang dihadirkan MYWAY. Helm ini dianggap sudah siap digunakan para penyandang tunanetra. Fitur yang ditawarkan pun dinilai lebih kaya dari proyek finalis lainnya.
"Tim Geger ini menurut saya sudah sangat ready dan (produknya) langsung bisa digunakan. Sebelum acara ini saya sudah sempat cari-cari di Tokopedia, itu nggak ada sih helmet untuk tunanetra," ujar Sherly Septiani, Engineering Manager Tokopedia.
Juara kedua kompetisi ini dimenangkan oleh Tim Altissimo dari SMKN 1 Cimahi lewat solusi Farm Operating System yang memudahkan para peternak mengelola hewan peliharaan. Dan juara ketiga adalah Tim Nebula dari SMKN 1 Cimahi yang mengembangkan Me-Road, solusi untuk mencegah kecelakaan pengguna sepeda motor. Tim Nebula juga memenangkan kategori juara favorit berdasarkan voting.
Sementara itu, dua tim finalis lain yang ikut mempresentasikan proyek mereka pada culminating event Samsung Innovation Campus Batch 3 2021/2022 adalah Tim Mutu 4 dari SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang dengan solusi AQUAThings yang memudahkan pengelolaan akuarium, serta Tim Romansa dari MAN Asahan dengan solusi DORY yang bisa mendeteksi kebocoran gas.
Samsung telah menyiapkan hadiah untuk para finalis pemenang kompetisi. Juara pertama mendapatkan smartphone Samsung Galaxy M53, juara kedua memperoleh Samsung Galaxy A33, juara ketiga Samsung Galaxy M23, dan juara favorit mendapatkan Samsung Galaxy A13.
Nggak hanya itu, semua finalis yang mempresentasikan proyek mereka di culminating event kali ini dan 20 peserta terpilih di babak sebelumnya, yaitu IoT Product Development Bootcamp, akan mendapatkan beasiswa pelatihan kesiapan kerja (Job Readiness Training). Setelah para siswa lulus, mereka berkesempatan mendapatkan penempatan kerja di perusahaan partner Skilvul.
"Kita siapin 40 seat untuk bootcamp persiapan kerja ini, nanti lewat Skilvul juga akan dibina sesuai dengan kebutuhan partner industri yang sudah siap menerima mereka,” kata Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
Sumber: Dari kiri ke kanan: Engineering Manager Tokopedia Sherly Septiani, Director of Software R&D Samsung Research Indonesia Risman Adnan, dan Co-Founder & Chief of Business Skilvul William Hendradjadja.
Penilaian Finalis
Mungkin banyak yang penasaran. Bagaimana sistem penilaian dalam kompetisi ini?
Co-Founder & Chief of Business Skilvul, William Hendradjadja menjelaskan sistem penilaian dibagi menjadi dua kriteria.
"60 persen itu sifatnya yang dari ide produknya, yaitu ada impact, innovation, dan feasibility. Nah 40 persen itu penilaian teknis lainnya, mulai dari presentasi, even artikulasi juga ada di sini," ucapnya di Gedung Cyber, Kuningan Barat, Jakarta Selatan.
Sebagai partner Samsung, Skilvul berperan besar membimbing para peserta SIC Project Competition mempersiapkan dan mempelajari ilmu pemrograman untuk kelancaran proyek mereka.
"Kurang lebih kita membantu mulai dari persiapan program, dari developing kurikulum juga, sampai dengan memastikan bahwa learning journey-nya paling tepat untuk murid, sampai dengan pelaksanaannya juga," ucapnya.
Menurut William, kurikulum yang dibuat berfokus pada tiga pembelajaran utama yakni computer dan programming, IoT fundamental dan hardware-nya, serta perangkaian equipment menggunakan Raspberry Pi.
Para siswa ini mengikuti pelatihan selama 9 bulan, dengan empat bulannya khusus pelatihan bootcamp bagi 100 orang yang lolos seleksi. Siswa juga mendapatkan akses materi di learning management system (LMS) Skilvul untuk belajar mandiri dan mengikuti live session atau workshop seminggu sekali.
Tak hanya mengajari para siswa, Skilvul juga memfasilitasi pengembangan ilmu bagi para guru atau pembimbing siswa lewat program Training of Trainers (ToT) sebelum mereka membimbing para siswanya di SIC Project Competition.
"Kita ajarkan gurunya untuk belajar bagaimana mereka menjadi fasilitator, karena konsepnya di sini kita nggak hanya dari kita ke murid, tapi dari guru ke murid juga, gitu. Nah, setelah pelatihan guru, masuk ke pelatihan murid," ungkapnya.
Director of Software R&D Samsung Research Indonesia Risman Adnan mengatakan, momen yang membuatnya merasa bangga pada saat menjadi juri adalah ketika melihat seberapa besar usaha yang dilakukan para siswa terhadap proyek mereka.
"Misal kelihatan dari yel-yel-nya, latihan dulu, kita bisa ukur juga kan beberapa engage dia sama problemnya, dari cara dia presentasi, cara dia jelasin, bahkan dari binar-binar matanya, kita sudah tahu dia benar-benar melihat problem ini, itu sih yang berharga," ucapnya.
Risman berharap, para siswa yang sudah unjuk gigi di culminating event Samsung Innovation Campus Batch 3 2021/2022 ini terus terinspirasi menjadi seorang engineer agar bisa melihat dunia dari sisi berbeda. Ia juga menyarankan para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna mendalami ilmu penelitian dan pengembangan.