URtrending

Puluhan Siswa Lukai Tangan dengan Benda Tajam, Diduga Ikuti Konten Medsos

Tim Urbanasia, Senin, 13 Maret 2023 13.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Puluhan Siswa Lukai Tangan dengan Benda Tajam, Diduga Ikuti Konten Medsos
Image: SMPN 01 Bengkulu Utara. (Dok. smpn01bengkuluutara.sch.id)

Jakarta - Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bengkulu Utara melukai tangannya dengan benda tajam yang diduga terinspirasi dari konten media sosial.

Hal itu turut dibenarkan oleh Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Andy Pramudya. Ia membenarkan aksi melukai diri dengan benda tajam itu terjadi di wilayah hukunya.

Menurut Andy, insiden itu terjadi karena beberapa faktor di antaranya faktor lingkungan, media sosial, dan krisis identitas.

“Sudah kita kroscek langsung, bukan sayatan silet ramai-ramai seperti gengster. Banyak faktor, mengikuti trend kekinian, sebagai tanda," ujar Andy Pramudya dikutip Senin (10/3/2023).

Setelah dilakukan pemeriksaan, ada 52 siswa yang kedapatan melukai tangannya sendiri.

Beberapa benda tajam yang mereka gunakan antara lain silet, jarum pentul, pecahan kaca, hingga pisau cutter. 

Sejumlah siswa SMP itu bahkan sudah melukai tangannya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), untungnya luka yang ditimbulkan tidak terlalu parah.

Untuk mencegah hal seperti itu terjadi lagi, Polres Bengkulu Utara berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan DPPPA untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan di sekolah. 

Pihak sekolah pun akan berjaga-jaga dan lebih sering melakukan pengecekan terhadap para siswanya. 

Di kesempatan lain, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta agar pemerintah membatasi penggunaan media sosial kepada para pelajar.

“Jadi pada konteks, mereka terpengaruh pada media sosial. Kayaknya memang pemerintah perlu ada semacam pembatasan akses terhadap peserta didik kita terhadap media yang sangat dominan ini," katanya.

Menurutnya akses media sosial sangat mudah dilakukan bahkan untuk anak-anak. Dibutuhkan langkah yang cermat mengenai berdampak negatif yang diberikan dari konten tersebut.

“Jujur saja kan kontennya tidak bisa dikontrol, saya merasa pemerintah perlu mengontrol konten yang terkait dengan peserta didik kita," ucap Syaiful.

Dia pun telah memberikan usulan tersebut kepada beberapa pihak dan berharap kejadian melukai tangan pada siswa di Bengkulu agar diusut secara mendalam.

“Ini penting supaya Kemendikbud, dinas dan sekolah secara keseluruhan bisa memberikan semacam respons yang benar atas fenomena ini. Jangan sampai respons kita yang salah melihat persoalan ini," ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait