URnews

UGM Bakal Pasang Alat Deteksi Gempa EWS di Sepanjang Pesisir Jawa

Nivita Saldyni, Selasa, 8 Juni 2021 15.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UGM Bakal Pasang Alat Deteksi Gempa EWS di Sepanjang Pesisir Jawa
Image: Alat EWS buatan Universitas Gadjah Mada (Dok. Humas UGM)  

Yogyakarta - Merespons hasil pemodelan gempa bumi dan tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi gempa besar dan ancaman tsunami mencapai 29 meter di Jawa Timur, tim peneliti UGM bakal memasang alat pendeteksi gempa, Early Warning System (EWS).

Alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) ini kabarnya bakal dipasang di sepanjang pesisir Pulau Jawa.

Hal ini disampaikan oleh Sunarno, peneliti gempa dari UGM. Ia menyebut pihaknya bakal memasang 10 stasiun pemantau gempa di sepanjang pesisir pulau Jawa. Alat ini berfungsi untuk memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian agar mitigasi bencana bisa dilakukan.

“Kami sedang membuat sekitar sepuluh model stasiun pemantau EWS Gempa yang akan kami pasang sepanjang pulau Jawa sisi selatan untuk pengembangan algoritma triangulasi pusat gempa,” kata Sunarno dikutip dari keterangan resmi Humas UGM, Selasa (8/6/2021).

Bukan hanya memprediksi kejadian gempa, Sunarno menjelaskan kalau alat ini juga bisa memperhitungkan prediksi lokasi pusat gempa, guys. Namun saat ini EWS buatan UGM itu masih dalam tahap pengembangan. 

Baca Juga: Tanggapan Pakar Geologi soal Gempa 8,7 M dan Tsunami di Jawa Timur

Selain perbaikan dan penyempurnaan teknologi alat, Sunarno menyebut pihaknya juga masih dalam tahap pengembangan algoritma penentuan pusat gempa yang akan terjadi.

“Setiap stasiun EWS yang kami pasang tetap mengukur setiap lima menit perubahan permukaan air sumur dan paparan gas Radon alam yang akan dibaca EWS kami,” jelasnya.

Kendati demikian, Sunarno menyebut hingga saat ini kepekaan alat pendeteksi gempa ini hanya dapat memonitor kejadian gempa di atas 4,5 SR di antara Aceh hingga NTT untuk lempengan Indo-Australia. Sementara untuk memantau di daerah dengan lempengan lain, harus dipasang stasiun EWS di lempengan yang dipantau.

Untuk Urbanreaders ketahui, EWS UGM ini tersusun dari sejumlah komponen, seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Alat ini juga memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya loh.

Alat ini bekerja memprediksi gempa berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah. Keduanya adalah anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi. Jika gempa akan terjadi di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait