URnews

UGM Bersiap Gelar PTM Terkendali Mulai Pertengahan Oktober 2021

Nivita Saldyni, Kamis, 30 September 2021 11.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UGM Bersiap Gelar PTM Terkendali Mulai Pertengahan Oktober 2021
Image: Kampus UGM (Dok. Humas UGM)

Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah bersiap diri untuk menggelar Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terkendali di tengah pandemi COVID-19.

Rencananya, PTM Terkendali akan dimulai pertengahan Oktober mendatang, usai Ujian Tengah Semester (UTS) dilaksanakan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM, Hatma Suryatmojo. Namun ia menyebut bahwa hal tersebut masih dibahas oleh pimpinan universitas dan fakultas.

“Jadi kami mengistilahkannya PTM terkendali, bukan PTM Terbatas karena kalau PTM Terbatas kan hitungannya pada jumlah, tapi untuk PTM Terkendali bukan hanya menyangkut soal jumlah, namun juga soal infrastruktur dan lain-lain, termasuk infrastruktur kesehatan," kata Hatma seperti dikutip dari rilis resmi Humas UGM, Kamis (30/9/2021).

PTM Terkendali, kata Hatma, sebenarnya adalah implementasi dari Kegiatan Belajar Mengajar Bauran yang telah berjalan di fakultas selama ini. Kegiatan ini terdiri dari tatap muka luring dan daring.

“PTM Terkendali itu kan sebenarnya bagian dari KBM Bauran. Jika kemarin daringnya, kami sekarang menyiapkan untuk pelaksanaan luringnya dan sekitar pertengahan Oktober 2021 kami laksanakan pertemuan tatap muka," jelasnya lebih lanjut.

Ketentuan PTM Terkendali di UGM

Nah dalam penerapan PTM Terkendali ini, UGM menyiapkan beberapa ketentuan terkait infrastruktur protokol kesehatan.

Pertama, mahasiswa yang akan mengikuti PTM Terkendali di kampus direkomendasikan minimal sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis 1. Mahasiswa juga diminta melampirkan surat persetujuan dari orang tua untuk mengikuti PTM.

Kemudian yang tak kalah pentingnya, mahasiswa juga diharapkan membuat surat pernyataan dalam keadaan sehat. Surat itu kemudian dilengkapi dengan surat keterangan sehat dari Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya.

“Meskipun lampiran dari layanan kesehatan ini tidak wajib, yang penting membuat pernyataan kalau dirinya dalam kondisi sehat," kata Hatma.

Sementara untuk mencegah kerumunan, pengaturan jadwal untuk kelas tak akan disamakan. Misalnya dulu ada kelas serentak yang masuk pukul 09.00, maka di PTM Terkendali setiap kelas yang dipergunakan diberikan jeda.

Setiap kelas juga akan diawasi oleh staf khusus yang bertugas memantau mobilitas keluar masuk mahasiswa.

Jika jumlah mahasiswa yang mengikuti PTM banyak, kelas akan dilakukan secara bergilir. Misalnya, dalam satu kelas ada 100 mahasiswa yang ikut PTM, maka akan dibagi dua karena kapasitas ruang dibatasi.

Penyelenggaraan tatap muka pertama dilaksanakan dengan cara separuh masuk kelas dan separuh mengikuti streaming, kemudian pertemuan berikutnya akan digilir.

Bukan hanya soal jumlah, waktu perkuliahan juga akan dipersingkat. Dalam PTM Terkendali, waktu kegiatan dalam kelas tidak boleh lebih dari 60 menit. Sementara untuk ruangannya sendiri, kursi akan dibuat berjarak sekitar 2 meter.

“Kemudian yang paling penting dalam kelas juga dipersiapkan fasilitas streaming sehingga mahasiswa yang tidak kejatah mengikuti luring tetap bisa mengikuti kuliah secara streaming karena yang mengikuti jumlahnya mesti terbatas dan itu pun harus ada operatornya," jelasnya.

Tak lupa, setiap area juga disediakan tempat untuk cuci tangan, cek suhu, dan perlu mempertimbangkan sirkulasi udara dalam kelas yang digunakan. UGM juga merekomendasikan pengurangan penggunaan AC dan berharap ruangan jauh lebih terbuka dengan mengaktifkan kembali jendela-jendela di ruangan.

Hatma pun berharap hal ini bisa menuai keberhasilan, baik di tingkat universitas maupun fakultas.

“Harapannya tidak ada klaster, kalau aman yang nanti mungkin akan ada peningkatan secara bertahap, paling tidak sekarang mencoba dulu agar tendiknya juga terbiasa melayani dengan PTM Terkendali, mahasiswanya juga paham dengan protokol yang harus dilakukan, dan dosen bisa menyiapkan untuk itu," harapnya.

"Tentu selalu dilakukan evaluasi nantinya, kan di KBM Bauran juga sudah ada mekanisme evaluasi," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait