URedu

UNAIR Bantu Mahasiswa Difabel untuk Seleksi Beasiswa AUNDPPNet

Shelly Lisdya, Senin, 7 Juni 2021 08.55 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UNAIR Bantu Mahasiswa Difabel untuk Seleksi Beasiswa AUNDPPNet
Image: Ilustrasi difabel/Freepik

Surabaya - Universitas Airlangga (UNAIR) kembali memberikan pendampingan bagi mahasiswa penyandang disabilitas untuk mengikuti seleksi Beasiswa ASEAN University Network Disability Public Policy Network atau AUNDPPNet. 

Beasiswa yang diadakan sejak tahun 2016 ini merupakan bagian dari ASEAN University Network (AUN) yang diperuntukan bagi mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi dan menjadi anggota AUN dalam studi terkait dengan gelar master dalam kebijakan publik disabilitas. 

Pembimbing penerima Beasiswa AUNDPPNet, Myrtati Dyah Artaria menjelaskan, bahwa bantuan tersebut tidak dilakukan dalam arti yang sebenarnya. Menurutnya, siswa difabel adalah individu yang berusaha untuk mandiri. 

“Mahasiswa penyandang disabilitas merupakan individu yang selalu berusaha mandiri, sehingga pada umumnya dapat mendaftar tanpa bantuan,” ujarnya seperti dikutip Urbanasia, Senin (6/6/2021).

Ia melanjutkan, sebagian besar bantuan yang diberikan berupa saran dan sarana untuk berkomunikasi dengan Sekretariat AUNDPPNet. Bentuk komunikasi yang biasa dilakukan antara lain, menyiapkan proposal bantuan dan berhubungan dengan manajemen terkait pembayaran yang dilakukan oleh AUNDPPnet. 

Selain itu, pendampingan juga dilakukan untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan bantuan dari AUNDPPnet. 

“Saya biasanya membantu mahasiswa dengan hal-hal seperti ini, karena apabila tidak dibantu untuk terhubung dengan AUNDPPnet dan UNAIR, mahasiswa difabel akan bingung,” jelasnya. 

Dosen Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu juga menjelaskan, bantuan ini diperlukan karena fasilitas bagi mahasiswa berkebutuhan khusus di UNAIR masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Bantuan tersebut merupakan salah satu fasilitas yang diberikan UNAIR untuk memberikan solusi atas kesulitan dalam proses belajar mahasiswa. 

“Ketika seorang siswa tunanetra membutuhkan seseorang untuk menyelesaikan PPT-nya, karena dia tidak dapat melihat posisi tabel atau gambar terlampir,” katanya.

Selain itu, Myrtati juga menyampaikan, bahwa pendampingan juga diberikan kepada mahasiswa yang mengikuti tes masuk UNAIR, misalnya, membacakan soal untuk calon mahasiswa tunanetra atau membantu calon mahasiswa berkursi roda untuk masuk ke ruang ujian yang belum ramah disabilitas. 
 
Bantuan untuk siswa berkebutuhan khusus juga melibatkan relawan. Pada awalnya, relawan ditugaskan untuk membaca teks pertanyaan untuk siswa tunanetra. Selanjutnya sejak tahun 2019 diadakan open recruitment untuk merekrut relawan. 

“Tahun 2021 akan ada rekrutmen relawan untuk mendampingi siswa penyandang disabilitas, namun waktunya agak terlambat karena kondisi pandemi,” jelasnya. 

Lebih lanjut Myrtati mengatakan, bantuan ini akan terus berlanjut sebagai bentuk kepedulian UNAIR terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus. Apalagi menurutnya, pendampingan bagi siswa penyandang disabilitas merupakan salah satu cara untuk mengasah kesadaran dan melihat dunia yang mungkin berbeda dengan kehidupan sehari-hari. 

“Bukan hanya mahasiswa yang belajar dari para relawan, para relawan juga belajar mereka. Pada dasarnya, hidup adalah memberi dan menerima. Semua hal bisa menjadi pelajaran hidup kita. Semua orang bisa menjadi guru kita,” pungkasnya. 

Bantuan bagi mahasiswa disabilitas ini merupakan salah satu upaya Universitas Airlangga dalam mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk mengurangi ketimpangan proporsi mahasiswa difabel indikator.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait