URnews

Update Gempa Cianjur: Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 272 Orang

Maulidya Q, Kamis, 24 November 2022 19.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Update Gempa Cianjur: Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 272 Orang
Image: Tim gabungan sebelum melakukan penanganganan lanjutan di Pos Komando Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11). (Dok. BNPB)

Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 165 jenazah dari total 271 kantong jenazah korban gempa bumi Cianjur hingga Rabu (23/11/2022). Sementara, 40 korban lainnya masih dinyatakan hilang. 

“Jumlah korban jiwa tercatat 271 orang dan 40 orang lainnya hilang,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers gabungan mengutip ANTARA, Kamis (24/11/2022).

Hari ini, Kamis, satu jenazah berhasil ditemukan sehingga korban jiwa bertambah menjadi 272 orang, dan jumlah orang hilang berkurang menjadi 39.

“Karena hari ini ditemukan satu jenazah atas nama Ibu Nining umur 64 tahun, sekarang jadi 272 (korban meninggal),” kata Suharyanto.

Saat ini, TIM DVI Polri masih menunggu identifikasi 107 jenazah lainnya dari total 272 kantong jenazah.

Suharyanto melanjutkan, ia meminta masyarakat yang anggota keluarganya masih hilang untuk segera melapor ke posko Utama di Pendopo Cianjur. Pengaduan laporan harus secara rinci, mulai dari nama, jenis kelamin, hingga ciri-cirinya.

Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan, untuk sisa korban hilang masih ada 39 orang lagi. Dari 39 orang yang masih dalam pencarian, 32 orang di antaranya merupakan warga yang berdomisili di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Sedangkan, tujuh lainnya merupakan masyarakat yang melintas di Desa Cijedil dan menjadi korban. 

“Korban hilang ini semuanya sudah teridentifikasi namanya, sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan,” ujar dia. 

Gempa juga melukai 2.043 warga yang dirawat di sejumlah tenda yang didirikan di luar rumah sakit karena gempa susulan.

Dia pun meminta agar masyarakat tidak menjadikan tempat bencana sebagai tontonan atau tempat wisata karena dapat menghambat kinerja petugas di lapangan.

“Ini bencana lokasi di 15 kecamatan, banyak jalan kecil tempatnya terpencil, sehingga kalau berbondong-bondong ke sana, membuat penanganan pengungsi terhambat,” kata dia. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait