URnews

Usai 7 Jam Gempa di Maluku Tengah, BMKG: Ada 13 Kali Gempa Susulan

Anisa Kurniasih, Rabu, 16 Juni 2021 20.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Usai 7 Jam Gempa di Maluku Tengah, BMKG: Ada 13 Kali Gempa Susulan
Image: jumpa pers daring BMKG di kanal YouTube InfoBMKG, Rabu (16/6/2021)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga di Pantai Japutih, Maluku Tengah waspada tsunami akibat gempa susulan.

Pasalnya, tsunami bisa saja terjadi di wilayah itu dalam hitungan menit akibat longsoran di bawah laut atau akibat aktivitas non tektonik di bawah laut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan, masih banyak gempa susulan yang terjadi pascagempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6 yang mengguncang wilayah Maluku.

"Hingga hari ini pukul 13.35 WIB, hasil monitoring BMKG telah mencatat adanya 13 kali gempa susulan dengan magnito terbesar (M) 3,5,” ujar Dwikorita  dalam jumpa pers daring di kanal YouTube InfoBMKG, Rabu (16/6/2021).

“Oleh karena itu,  rekomendasi kami kepada masyarakat terutama di wilayah pantai, wilayah sepanjang Pantai Japutih, Kabupaten Maluku Tengah di Pulau Seram perlu untuk waspada terhadap gempa bumi susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke laut ataupun longsor pada tebing di bawah laut," sambung Dwikorita.

Ia mengingatkan, wilayah Maluku Tengah sendiri pernah punya sejarah terjadi tsunami akibat longsoran di bawah laut.

Dia meminta warga sekitar pantai segera mengevakuasi diri ke batas kuning jika merasakan gempa susulan yang cukup kuat. Masyarakat diminta berpindah ke lokasi lebih tinggi guna menghindari potensi tsunami.

"Berjaga-jaga, apabila kemungkinan tsunami terjadi akibat guncangan gempa berikutnya atau gempa susulan tanpa harus menunggu peringatan dini dari BMKG," ujarnya.

Dwikorita mengungkapkan, BMKG dan negara maju seperti Jepang hanya memiliki peringatan dini tsunami yang terjadi akibat gempat tektonik. Sementara itu belum ada alat peringatan dini tsunami yang terjadi akibat longsor di bawah laut.

"Peringatan dini BMKG saat ini berdasarkan gempa tektonik. Kalau tsunami akibat longsor bawah laut belum dapat terdeteksi dari sistem peringatan dini yang ada saat ini," ucap Dwikorita.

"Jadi sebetulnya wilayah ini (Maluku Tengah) secara khusus dipantau oleh BMKG dan kami khawatirkan dari sejarah itu kan sudah sering terjadi tsunami, dan bisa saja tsunaminya itu non tektonik, bukan akibat gempa," katanya.

Tsunami akibat longsor di bawah laut bisa terjadi dalam hitungan menit, seperti yang terjadi di Kota Palu pada 2018 lalu.

"Tsunami akibat longsor tebing, yaitu tebing yang berada di pantai, dan apabila longsor bebatuan itu masuk ke laut itu bisa menimbulkan tsunami dan tsunaminya sangat cepat yaitu datangnya bisa hanya 2 menit, seperti yang terjadi di Palu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,1 terjadi di Maluku Tengah, Maluku pada pukul 11.43 WIB siang tadi. Lokasi gempa ada di koordinat 3.39 lintang selatan, 129.56 bujur timur atau 67 km tenggara Maluku Tengah. Pusat gempa ada di kedalaman 10 km.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait