URnews

Vaksinasi Berbayar untuk Herd Immunity, Pakar: Akal-akalan Pemerintah

Griska Laras, Senin, 12 Juli 2021 16.28 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Vaksinasi Berbayar untuk Herd Immunity, Pakar: Akal-akalan Pemerintah
Image: Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Freepik)

Jakarta - Vaksin Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar yang diselenggarakan Kimia Farma tengah menjadi sorotan publik. Jubir Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut vaksinasi berbayar dilakukan guna membantu percepatan vaksinasi agar herd immunity segera terbentuk.

Pernyataan itu pun mendapat kritik dari sejumlah pihak akademisi. Epidemolog Universitas Indonesia Pandu Riono menilai alasan tersebut tidak benar.

"Enggaklah, itu kan alasan yang dibuat-buat," kata Pandu saat dihubungi Urbanasia, Senin (12/7/2021).

Pandu memang sedari awal tak setuju dengan program vaksinasi apa pun yang tidak gratis. Vaksinasi gotong royong disebutnya sebagai kedok belaka untuk mencari keuntungan.

"Bilang aja jualan vaksin. Akal-akalan mereka (pemerintah) saja. Itu cuma cari profit aja kok," lanjutnya.

Pandu menegaskan program tersebut perlu dihapus karena vaksin merupakan barang kesehatan masyarakat atau public health good sehingga tidak bisa diperlakukan seperti barang komersil.

"Program itu seharusnya dihapus, nggak ada (vaksinasi) yang boleh bayar. Semua vaksin (COVID-19) harus gratis," pungkasnya.

Sementara itu, program vaksinasi berbayar yang semula dijadwalkan hari ini, Senin (12/7/2021), resmi ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan.

Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan alasan penundaan ini salah satunya adalah pengaturan pendaftaran calon peserta vaksinasi yang harus dibenahi perusahaan.

Selain itu, proses sosialisasinya yang akan diperpanjang mengingat banyaknya pertanyaan yang muncul mengenai program ini.

Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma, Ganti Winarno, mengatakan alasan penundaan pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong individu ini dilakukan untuk memperpanjang masa sosialisasi program tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait