URtrending

Viral Ketua RT Tolak Jenazah COVID-19, Ganjar Pranowo: Menolak Jenazah Itu Dosa

Anisa Kurniasih, Sabtu, 11 April 2020 14.17 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
 Viral Ketua RT Tolak Jenazah COVID-19, Ganjar Pranowo: Menolak Jenazah Itu Dosa
Image: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengisi acara Rakernas Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Sabtu (8-2-2020). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jawa Tengah)

Jakarta - Insiden penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr. Kariadi karena positif corona atau Covid-19  menjadi viral.

Pemakaman pada Kamis (9/4/2020) yang harusnya dilangsungkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.

Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Semarang menjadi salah satu orang yang berperan dalam penolakan tersebut yang akhirnya menjadi viral di media sosial.

Ia pun sempat dihujat oleh banyak netizen karena sikapnya dianggap tak punya rasa empati. Atas tindakannya tersebut yang sudah terlanjur viral, Purbo akhirnya menyampaikan permintaan maaf.

Purbo meminta maaf kepada keluarga besar almarhumah di depan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Jumat (10/4/2020).

 "Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa Ketua RT lain. 
"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya menirukan warga. Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Adanya penolakan pemakaman tersebut, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.

"Keluarga almarhumah juga ada yang dimakamkan di Sewakul meski bukan warga kami," ucapnya. Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Terkait kejadian ini, Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo pun ikut buka suara. Lewat video yang diunggah di Instagram Ganjar sangat menyesalkan kejadian tersebut dan berharap tidak terulang.

Ia juga menyebut bahwa saat ini penanganan jenazah yang positif COVID-19 dilakukan dengan standar yang aman baik dari segi agama maupun medis.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Bagikan Kisah Perjuangan 3 Pasien Sembuh dari Corona

"Sekali lagi saya sampaikan, pengurusan jenazah COVID-19 sudah dilakukan dengan standar yang aman baik dari segi agama maupun medis mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus oleh kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukan peti," ucapnya lewat video di Instagram, Jumat (10/4/2020).

Ia juga menjelaskan kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga. Bahkan ia juga menegaskan bahwa mengurus jenazah adalah kewajiban.

"Majelis ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya sementara menolak jenazah itu dosa. Karena itu saya berharap kejadian di Ungaran ini adalah yang terakhir kali," tegasnya.

Mewakili seluruh warga Jawa Tengah ia juga menaytakan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat dan berharap tidak ada lagi penolakan jenazah apalagi  untuk perawat dan tim medis.

Jangan ada lagi penolakan jenazah apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan. Para perawat dokter dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien, kenapa kita tega menolak jenazah mereka yang telah berkorban untuk menyelamatkan kita," ucapnya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saya minta maaf... semoga almh/alm husnul khotimah...

A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) on

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait