URnews

Warga Papua Murka Pulau Biak Jadi Landasan Peluncuran Roket SpaceX

Afid Ahman, Rabu, 10 Maret 2021 16.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Warga Papua Murka Pulau Biak Jadi Landasan Peluncuran Roket SpaceX
Image: Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pembicaraan bersama CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. (USNews)

Biak - Desember lalu Presiden Jokowi menawarkan Elon Musk untuk membuat landasan peluncuran roket SpaceX di Pulau Biak, Papua. Usulan itu memancing kemarahan warga Papua.

Alasan mereka tidak terima tanah merah dijadikan landasan roket SpaceX karena dapat menghancurkan ekosistem pulau dan membuat orang-orang di sana meninggalkan rumahnya. 

Kepada Guardian, Juru Bicara Pemerintah mengatakan tengah dirancanakan pengembangan pelabuhan antariksa, dan saat ini tengah dibahas dengan pemerintah Papua dan masyarakat lokal.

Pemerintah mengklaim pengembangan Biak sebagai "Pulau Luar Angkasa" akan membawa dampak ekonomi yang positif  bagi penduduk setempat.

Pada kenyataan warga Papua di Biak sangat menentang. Alasannya landasan peluncuran luar angkasa bakal mendorong deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia, dan mengancam masa depan mereka di pulau itu.

Seorang kepala suku di pulau Biak, Manfun Sroyer, mengatakan dia khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka sendiri.

“Pelabuhan antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi jika kami protes, kami akan segera ditangkap," ujarnya.

Tak hanya Elon Musk, badan antariksa Rusia, Roscosmos, menyatakan minatnya mengembangkan situs peluncuran roket besar di pulau Biak pada tahun 2024.

“Pada 2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit. Kami memprotes dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi. Sekarang mereka membawanya kembali, dan pelecehan serta intimidasi ini masih berlangsung,” ungkap Manfun Sroyer.

Untuk diketahui Pantai timur Biak menghadap samudra Pasifik, dan lokasinya berada satu derajat di bawah ekuator. Posisi tersebut dinilai ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi, dengan lebih sedikit bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai orbit. 

Musk berencana untuk meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink. 

Sumber daya alam Papua Barat yang melimpah termasuk tembaga dan nikel, dua logam terpenting untuk roket serta baterai jarak jauh yang digunakan dalam kendaraan listrik Tesla.

Presiden Jokowi coba berusaha memikat Tesla ke Indonesia dengan mempromosikan deposit nikelnya untuk menjadikannya produsen EV terbesar kedua di Asia Tenggara. Jika berhasil, operasi Tesla dan SpaceX selanjutnya dapat mempercepat ekstraksi sumber daya di Papua dan Papua Barat.

Musk mengatakan kepada pejabat Indonesia pada bulan Juli bahwa Tesla akan menawarkan kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama jika mampu menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang sensitif terhadap lingkungan.

Pun begitu orang Papua dan pakar lingkungan khawatir situs peluncuran akan semakin merusak ekosistem pulau yang rapuh. 

"Itu adalah pulau kecil. Itu sudah merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat Biak. Mereka hanya ingin hidup sederhana, tanpa kehancuran yang datang ke pulau itu." ujar Benny Wenda, pemimpin diasingkan dari Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP).

"Ini akan merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat Biak. Mereka hanya ingin hidup sederhana, tanpa kehancuran yang datang ke pulau itu."

Sementara itu, Juru Bcara Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (LAPAN) telah berkonsultasi secara ekstensif dengan Pemprov Papua mengenai rencana pelabuhan antariksa Biak.

“Pemprov Papua menilai pembangunan pelabuhan antariksa di Biak akan menjadikan Kabupaten Biak Numfor sebagai hub dan membawa dampak ekonomi yang positif bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat. DPR RI juga melihat pembangunan Pulau Biak sebagai 'Pulau Luar Angkasa' akan membawa multiplier effect bagi masyarakat sekitar. ”

LAPAN disebutkan akan terus berkonsultasi secara intensif dengan masyarakat lokal seiring dengan pengembangan rencana pelabuhan antariksa..

Terkait hal di atas, SpaceX tidak menanggapi pertanyaan saat dikonfirmasi pihak Guardian.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait