URstyle

14 Provinsi di Indonesia Laporkan Gangguan Ginjal Misterius pada Anak

Ika Virginaputri, Rabu, 12 Oktober 2022 14.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
14 Provinsi di Indonesia Laporkan Gangguan Ginjal Misterius pada Anak
Image: ilustrasi anak sakit. (Freepik/lifeforstock)

Jakarta - Sebanyak 131 kasus gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) progresif atipikal dilaporkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).  

Kasus misterius ini datang dari 14 provinsi dan terjadi dalam rentang waktu Januari hingga Oktober 2022. 14 provinsi yang melaporkan di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Per 10 Oktober, (data) yang masuk ke kami, tentu saja ini mungkin tidak representatif seluruh Indonesia, tetapi data yang melaporkan ke IDAI dan berhasil kami kumpulkan dari IDAI cabang itu ada kumulatif 131 kasus," kata Piprim saat memberikan keterangan pers mengenai "Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak", ujar dr Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Penyakit ini disebut misterius karena IDAI belum memastikan penyebabnya. Piprim menjelaskan awalnya IDAI menduga kasus ini ada kaitannya dengan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena Covid-19. Namun berdasarkan diskusi dan analisis, ternyata ada juga anak yang tidak pernah positif COVID-19 sebelumnya.

Misteriusnya penyebab gangguan ginjal pada anak di 14 provinsi ini juga disampaikan oleh dr Eka Laksmi Hidayati, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI. Menurut Eka, berdasarkan analisis IDAI, kasus AKI ini mirip seperti hepatitis akut karena AKI tidak pernah didiagnosis sebagai akut tunggal.

"Jadi AKI itu ada kondisi penyebabnya. Pada anak-anak ini kami tidak mendapatkan penyebab yang biasanya timbul pada anak-anak yang mengalami AKI. Yang sering terjadi AKI itu efek dari kekurangan atau kehilangan cairan dalam waktu yang singkat, misalnya anak diare kemudian dehidrasi dan kurang cairan hebat," kata Eka. 

Eka menambahkan, kebanyakan penderita berusia di bawah 5 tahun (balita), namun ada juga yang berusia 8 tahun. Berdasarkan data IDAI sejauh ini belum ada indikasi bahwa gangguan ginjal akut misterius ini terkait obat-obatan tertentu seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat. 

"Sudah dicek mnegenai peredaran obat-obatan. Obat-obat yang diproduksi India tidak beredar di Indonesia. Bahan baku obat Indonesia juga tidak ada yang berasal dari India. Tapi mungkin nanti akan lebih detail oleh Kemenkes karena mereka yang menginvestigasi," imbuh Eka. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait