URstyle

200 Orang dari 5 Ribu Santri di Temboro Sudah Jalani Rapid Test

Nivita Saldyni, Rabu, 22 April 2020 10.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
200 Orang dari 5 Ribu Santri di Temboro Sudah Jalani Rapid Test
Image: Dinkes Magetan lakukan pemeriksaan kesehatan ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah yang ada di Desa Temboro, Magetan sebelum dipulangkan ke rumahnya masing-masing, Senin (13/4/2020). (ANTARA/Louis Rika/Rz)

Magetan - Usai kepulangan 43 santri asal Malaysia yang dinyatakan positif saat tiba di kampung halamannya, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur kini menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 di wilayah Magetan.

Untuk menyelidiki secara mendalam, kini Gugus Tugas COVID-19 Jatim dan Kabupaten Magetan melakukan tracing dan menggelar rapid test.

"Kemarin (20/4) selesai sholat maghrib kami ke Temboro. Tadi (21/4) pagi kami melakukan periksaan kesehatan teman-teman santri," kata Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (21/4/2020) malam.

Sebelumnya, ponpes yang dalam keseharian memiliki 25 ribu santri ini telah memulangkan sejumlah santri ke kampung halamannya masing-masing menyusul merebaknya COVID-19. Namun kini, menurut informasi yang disampaikan dr Kohar, tinggal tersisa sekitar 5 ribu santri yang masih ada di pondokan.

"Pondok ini (Al-Fatah) keseharian santrinya 25 ribu dan biasanya saat bulan puasa santrinya pulang ke kampung halaman semua. Saat ini masih ada 5-6 ribuan santri yang ada (di Temboro). Salah satu yang di sana itu yang dari Malaysia," imbuhnya.

Di sana, ia menjelaskan bahwa tim Gugus Tugas COVID-19 Jatim dan Kabupaten Magetan telah melakukan rapid test. Namun baru bisa dilakukan kepada 200 orang dan akan dilakukan lagi hari ini.

"Hari ini (21/4) memang belum tuntas, masih mencapai 200-an yang diperiksa. InsyaAllah besok kami lakukan lagi bersama dengan tim yang ada di sana (Magetan)," jelasnya.

Kohar menambahkan tim tracing juga melacak siapa saja mereka yang pernah melakukan kontak erat dengan 43 santri positif corona yang sudah pulang ke Malaysia.

"Maka kami cek kontak erat, yang jauh kontaknya orang-orang ODR (Orang dalam Risiko). Kontak erat tidak ada gejala maka OTG. Kalau ada gejala sakit misalnya ringan maka ODP, sehingga perlu kami pantau," ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan itu, Kohar menyebut tak ada santri yang memiliki keluhan sakit berat, rata-rata mereka yang memiliki keluhan punya gejala yang ringan.

"Kemudian yang sakit alhamdulillah tidak ada yang berat. Tentu saja nanti kalau sakitnya berat akan kami periksa swab. Kalau pun terindikasi nanti akan kami rawat di rumah sakit," imbuhnya.

Ia pun memastikan, semua yang memiliki keluhan sakit berat akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab. Begitu pun dengan ODP yang hasil rapid testnya reaktif, mereka akan menjalani tes swab.

Baik ODP, OTG, maupun mereka yang memiliki kontak jauh dengan 43 santri Al-Fatah yang dinyatakan positif COVID-19 di Malaysia, kini telah menjalani isolasi di ruang khusus selama 14 hari.

"Mereka saat ini menjalani observasi selama 14 hari di pondok. Kami juga sudah bagikan masker, hand sanitizer, dan vitamin C. Selama diobservasi, mereka akan dipantau Dinkes. Ini adalah konsep bagaimana kita memotong mata rantai penyebaran COVID-19. Secara keseluruhan (rapid test) belum bisa dilaporkan karena masih berjalan," pungkas Kohar.

Sementara itu sebelumnya Pemprov Jatim telah mengirimkan 1.000 rapid test kit yang diprioritaskan untuk mempermudah proses tracing klaster Temboro ini.

Dari alat yang ada, 200 diantaranya telah digunakan kemarin untuk santri dari Malaysia yang masih di pondokan. Namun hingga kemarin malam, hasil rapid test ini belum diketahui.

Sementara hingga saat ini, tercatat ada 10 warga Magetan yang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka adalah 9 orang dari klaster Bogor dan 1 orang dari Temboro.

Dari 10 orang ini, satu orang telah meninggal dunia, delapan lainnya sembuh, dan satu pasien dari Temboro masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Soedono Madiun. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait