URguide

Bebas dari Pikiran Stres Bukan Hal yang Tidak Mungkin!

Itha Prabandhani, Jumat, 21 Agustus 2020 11.07 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bebas dari Pikiran Stres Bukan Hal yang Tidak Mungkin!
Image: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog tentang pikiran stres (Photo by christopher lemercier on Unsplash)

Jakarta - Aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seringkali berpotensi menjadi stressor. Setiap hari, akan selalu ada tantangan dan permasalahan baru yang kita hadapi.

Mulai dari masalah sederhana seperti ban motor yang bocor, hingga masalah yang lebih kompleks seperti mengerjakan tugas-tugas serius di tempat kerja. Jika tidak disikapi dengan baik, stressor tersebut dapat menimbulkan stres pada pikiran. Lalu, bagaimana cara menghilangkan pikiran stres tersebut?

Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang cara menghilangkan pikiran stres, yuk, kita berkenalan dulu dengan stres tersebut! Sebenarnya, stres ini baik atau buruk, sih?

Apa yang dimaksud dengan stres?

Stres dapat didefinisikan sebagai respons tubuh dan pikiran terhadap tuntutan yang muncul serta interpretasi kita terhadap kemunculan tuntutan tersebut.

Stres berguna untuk membantu kita menentukan prioritas tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Ketika berbagai macam tuntutan tersebut muncul, kita akan merasa tertekan karena menganggap bahwa terlalu banyak hal yang harus dilakukan, padahal kita tidak memiliki banyak waktu.

Akan tetapi, seiring dengan menurunnya stres, kita pun akan merasa lega karena masalah tersebut hanya berlangsung sementara dan kita mampu mengatasinya.

Jika stres bisa mendorong kita untuk melakukan suatu tindakan, lalu apakah ada jenis stres yang “baik”?

Yap, ada jenis stres “baik” yang berperan sebagai pendorong bagi kita untuk merasakan cemas dengan kadar tertentu, sehingga membuat kita mampu melakukan suatu kegiatan. Stres baik ini dinamakan Eustress.

Sebagai contohnya adalah ketika kita hendak tampil presentasi, wawancara kerja, atau ujian, tentu kita akan merasakan stres sementara waktu. Stres tersebut kemudian mendorong kita untuk belajar atau mempersiapkan diri dengan lebih matang.

Dengan demikian, kita bisa memberikan performa yang optimal dan dapat merasa lebih baik setelah kejadian tersebut dilalui. Nah, inilah yang disebut sebagai Eustress.

Akan tetapi, jika kita tidak mampu mengendalikan kondisi stres tersebut dengan baik, maka kita justru berpotensi mengalami stres yang bisa berdampak buruk.

Hal tersebut bisa terjadi apabila tuntutan yang kita terima membuat kita terus-menerus merasa terancam. Bisa juga terjadi karena kita memiliki pikiran negatif yang berlebihan dalam merespons suatu tuntutan.

Bagaimana cara menghilangkan pikiran stres?

1597982846-image002-(3).jpgSumber: Mengawali pagi dengan kesadaran penuh adalah salah satu cara untuk menghilangkan pikiran stres (Photo by Emma Simpson on Unsplash)

Salah satu cara untuk menghilangkan pikiran stres adalah dengan mengelola pikiran negatif yang berpotensi memicu stres berkepanjangan. Nah, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir pikiran negatif kita, Dear!

1. Awali pagi dengan kesadaran penuh

Kita bisa mulai mengawali pagi dengan menyadari kehadiran kita secara penuh. Tidak perlu terburu-buru untuk segera beraktivitas di pagi hari, Dear.

Luangkan waktu beberapa menit untuk berolahraga atau sekadar berbaring lebih lama di tempat tidur sembari mengatur pernapasan.

Agar mendapatkan hasil yang lebih optimal, kita juga bisa mencoba melakukan meditasi, loh! Meditasi di pagi hari merupakan suatu aktivitas yang bermanfaat. Meditasi dapat membantu kita untuk lebih fokus dan berkonsentrasi ketika berkegiatan di luar rumah.

Aktivitas tersebut juga tidak perlu dilakukan dalam durasi panjang. Kita bisa melakukan meditasi dengan hanya 5-10 menit saja.

2. Bebaskan segala penilaian

Setiap saat, kita pasti akan memberikan penilaian kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering kali, proses menilai ini terjadi secara tidak sengaja.

Kita pun kerap membandingkan diri sendiri dengan orang lain ataupun dengan ekspektasi yang kita ciptakan sendiri. Meskipun wajar, tetapi terkadang, penilaian yang terlalu berlebihan akan membuat kita terlalu lelah dengan diri sendiri, lho, Dear!

Oleh karena itu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah dengan melepaskan dan membebaskan segala macam penilaian tersebut, khususnya penilaian negatif.

Meskipun sulit, kita harus mencoba untuk melakukannya. Amati segala bentuk penilaian tersebut, kenali, dan bebaskan. Tidak perlu dipikir terlalu dalam.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan penilaian positif. Ketika stres mulai terasa menguasai dan kita mulai tertekan karena mengerjakan suatu hal, kita perlu mencoba untuk melihat sisi positif dari hal-hal yang tengah kita kerjakan.

3. Belajar untuk bersyukur

Usai satu hari yang panjang dan melelahkan, kita pun pulang ke rumah dalam keadaan lelah, baik secara fisik maupun psikis.

Mungkin selama seharian tadi, kita terlalu banyak dihadapkan pada kesulitan, diserang pikiran negatif, dan merasa stres karena kejadian-kejadian tidak terduga.

Kita bisa sejenak berbaring dan coba untuk mengevaluasi ulang segala kejadian tersebut. Bisa juga dilakukan dengan menuliskan jurnal tentang hal-hal yang kita syukuri.

Ada satu hal yang perlu untuk selalu kita ingat, Dear. Bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun, akan selalu ada hal-hal baik yang bisa kita syukuri dan kita jadikan pelajaran untuk terus berkembang.

Mungkin saat stres mendera, segala hal terasa rumit, kompleks, dan kita tidak memiliki ruang untuk rasa syukur. Namun, saat kita berhasil menyelesaikannya, kita harus meluangkan waktu untuk sejenak bersyukur dan memberikan apresiasi kepada diri sendiri yang telah banyak berkembang.

4. Fokus pada kelebihan yang kita miliki

Pada beberapa waktu ketika stres menyerang, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia. Kita merasa payah, tidak berdaya, dan tidak kompeten untuk melakukan sesuatu.

Namun, percayalah bahwa setiap manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap manusia juga berjuang dengan rintangan masing-masing.

Hal yang bisa kita lakukan adalah berfokus pada kelebihan di dalam diri kita. Sama seperti orang-orang yang tampak selalu bahagia itu, kita pun memiliki alasan untuk tetap berbahagia.

Kita pun punya kelebihan yang bisa kita kembangkan menjadi suatu kekuatan. Menyadari setiap kelebihan tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk menghilangkan pikiran stres yang sedang mendera kita.

Jika cara-cara tersebut tidak berhasil, apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan pikiran stres?

Setiap orang memiliki batas kemampuan masing-masing. Kita pun demikian, Dear. Ada beberapa hal di dunia ini yang memang berada di luar kapasitas kita dan tidak bisa kita kendalikan sendirian.

Ketika kita mengalami stres yang terlalu berat bagi diri sendiri, kita harus segera meminta bantuan pihak lain. Dalam hal ini, pihak utama yang perlu untuk kita hubungi adalah profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Jika kita masih ragu dan malu untuk bertatap muka secara langsung dengan psikolog, kita bisa mencoba layanan konseling secara daring melalui aplikasi Riliv.

Konseling akan dilakukan melalui handphone kita masing-masing dan tidak perlu bertatap muka langsung dengan psikolog. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif lebih hemat.

Mengkomunikasikan masalah kepada profesional bukanlah sebuah tindakan yang membuat kita lemah, loh! Justru tindakan tersebut menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang kuat yang tidak ingin dikalahkan oleh berbagai bentuk pikiran stres.

Kita adalah orang-orang kuat yang sedang berusaha memperjuangkan kesehatan dan kesejahteraan mental kita. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional, ya, Dear!


Referensi:

Ciampi, R. C. (2019). Stress and Burnout. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/when-call-therapist/201912/stress-and-burnout
Greenberg, M. (2014). Rethinking The Way We Look At Stress. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201404/rethinking-the-way-we-look-stress
Harteneck, P. (2015). 7 Ways to Deal With Negative Thoughts. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/women-s-mental-health-matters/201509/7-ways-deal-negative-thoughts


Artikel ini ditulis oleh Nur Nisrina Hanif Rifda dan merupakan kerja sama Urbanasia dengan Riliv, aplikasi kesehatan mental yang terdiri dari meditasi online dan konseling psikologi online, dan telah membantu lebih dari 150.000 pengguna agar lebih sehat mental.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait