URnews

Cegah Kluster Sekolah saat PTM, Pelajar di Surabaya Bakal Jalani Swab Rutin

Nivita Saldyni, Senin, 18 Oktober 2021 14.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cegah Kluster Sekolah saat PTM, Pelajar di Surabaya Bakal Jalani Swab Rutin
Image: Ilustrasi pelajar di Surabaya mengikuti PTM. (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Pelajar di Kota Surabaya yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) bakal menjalani swab test rutin.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan langkah ini dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

“Kami akan melakukan swab test secara rutin untuk para pelajar SD, SMP, SMA/SMK di Kota Surabaya. Untuk pelaksanaannya, minimal dua minggu hingga satu bulan sekali, apabila PTM sudah dibuka,” kata Febria seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (18/10/2021).

Nah untuk mempermudah dan mempercepat tracing di lingkungan sekolah, maka pelaksanaan akan dilakukan di tingkat Puskesmas yang berada di dalam satu kawasan dengan sekolah tersebut. Termasuk juga, para tenaga kesehatan (nakes) yang akan bertugas.

Sementara itu penerapan PTM di Surabaya sendiri masih dilakukan secara terbatas. Adapun kelas bisa diisi maksimal 25 persen di setiap sesi selama penerapan PPKM Level 3 berlangsung di Kota Surabaya.

Namun ia berharap, baik pelajar maupun tenaga pendidik bisa menekan penularan COVID-19 di lingkungan sekolah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

“Baik siswa maupun tenaga pendidik harus terus menerapkan prokes. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Kemudian meja dan kursi antar siswa harus diperhatikan jaraknya,” pesannya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pihaknya telah meminta setiap sekolah di Kota Surabaya untuk memasang QR code barcode PeduliLindungi. Hal ini bertujuan agar tracing bisa dilakukan dengan mudah jika ditemukan pelajar yang terpapar COVID-19. 

“Saya meminta untuk memasang QR code barcode aplikasi PeduliLindungi di setiap sekolah di Kota Surabaya, supaya orang tua paham tentang pentingnya melakukan vaksinasi," katanya.

"Kalaupun ada yang tertular, kita bisa mencari atau melakukan tracing dari mana dia tertular. Misalnya, seperti kemarin ada yang positif COVID-19, ternyata terpaparnya bukan di sekolah tetapi di luar sekolah,” jelas Febria.

Sementara itu hingga saat ini, data Dinkes Kota Surabaya per 15 Oktober 2021 menunjukkan bahwa sudah ada 78,86 persen siswa SD/MI yang mendapatkan vaksinasi dosis satu. Dari jumlah tersebut, 36,05 persen di antaranya sudah mendapatkan vaksinasi dosis dua. 

"Untuk capaian vaksin pelajar tingkat SMP/MTS dosis satu mencapai 77,13 persen, serta dosis dua mencapai 57,90 persen," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait