URtrending

Cerita Suporter Selamat dalam Kerusuhan Kanjuruhan: Banyak yang Berlumuran Darah

Fitri Nursaniyah, Minggu, 2 Oktober 2022 12.06 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Suporter Selamat dalam Kerusuhan Kanjuruhan: Banyak yang Berlumuran Darah
Image: Tangkap layar para suporter melempari kendaraan pemain dengan batu di luar Stadion Kanjuruhan Malang. (Repro)

Jakarta - Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam (1/10/2022) usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menelan ratusan nyawa.

Menurut laporan Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, sebanyak 127 orang tewas dan 180 orang masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit di Kabupaten Malang.

Terdapat puluhan ribu penonton yang ada di stadion malam itu, dan salah satunya yang berhasil selamat menceritakan kronologi tragedi mencekam itu lewat sebuah utas di akun Twitter @RezqiWahyu_05.

Dalam utasnya yang kini telah disukai oleh lebih dari 80 ribu akun Twitter itu, Rezqi mengatakan bahwa pertandingan sejak kick-off hingga babak dua berjalan lancar meski saat jeda istirahat babak 1 ada sedikit kericuhan di tribun 12 dan 13 yang berhasil ditangani pihak berwenang.

Namun setelah peluit akhir pertandingan dibunyikan dengan skor akhir 2-3 untuk kekalahan Arema FC, satu orang suporter dari arah tribun selatan nekat masuk mendekati Sergio Silva dan Adilson Maringa.

"Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," tulisnya dalam utas tersebut sebagaimana dikutip Urbanasia, Minggu (2/10/2022).

Berawal dari satu suporter itu, oknum suporter lain mulai ikut-ikutan masuk ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan pada pemain Arema.

Turunnya para oknum dari berbagai sudut stadion juga berbuah lemparan barang-barang. Karena kondisi tidak kondusif, akhirnya para pemain pun dikawal pihak berwajib masuk ke ruang ganti.

"Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan...," tulisnya.

Disebutkan Rezqi, aparat pun memukul mundur para suporter yang turun ke lapangan dengan cara yang kejam. Mereka mengerumuni satu orang suporter untuk dipukuli.

"Menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, (suporter) dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter dikeroyok aparat. Dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulisnya.

Selagi aparat mengeroyok suporter dari sisi selatan, para suporter dari sisi utara menyerang. Otomatis, lapangan makin dipenuhi suporter dan kondisi tak kondusif.

"Aparat menembak beberapa kali gas air mata ke arah supporter yang ada di lapangan, Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara," kata Rezqi.

Dalam kondisi itu, mulailah aparat menembakkan gas air mata ke arah suporter. Gas air mata juga ditembakkan langsung ke arah penonton di tribun 10.

Gas tersebut otomatis membuat para penonton di tribun ricuh. Mereka berlarian mencari pintu keluar. Sayangnya, pintu keluar sudah dipenuhi manusia sehingga situasi di sana penuh sesak.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait