URstyle

Curhatan Pelaku Usaha Jaga Dapur Resto Tetap Ngebul di Masa Pandemi

Rasya Azzahra, Rabu, 2 Maret 2022 21.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Curhatan Pelaku Usaha Jaga Dapur Resto Tetap Ngebul di Masa Pandemi
Image: ilustrasi berjualan makanan (Freepik/freepic.diller)

Jakarta – Pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia sejak 2020 lalu membuat para pelaku usaha restoran dituntut untuk mencari solusi agar dapat mempertahankan usahanya sehingga tetap berjalan dengan baik.

Berbagai cara dilakukan para pelaku usaha restoran untuk mempertahankan bisnisnya selama pandemi COVID-19 mulai dari mengurangi jumlah karyawan, memangkas pilihan menu hingga mengubah model bisnis menjadi daring seutuhnya agar bisa menghemat biaya operasional. Bahkan, tidak sedikit pula yang terpaksa gulung tikar akibat pandemi ini.

Dihimpun dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, tercatat lebih dari 1.000 restoran tutup permanen sejak pandemi melanda Indonesia pada Maret 2020 hingga Juli 2021.

Founder Kebab Baba Rafi Indonesia Nilam Sari bercerita tantangan yang signifikan selama pandemi adalah sulitnya menjaga bisnis lebih efisien di masa pandemi. Hal itu ia katakan dalam talkshow ‘Bedah Dapur' Restoran Tetap Ngebul di Masa Pandemi Lewat Efisiensi Biaya Operasional yang diselenggarakan Food Market Hub, pada Rabu (2/3/2022).

Nilam menjelaskan, selama pandemi berlangsung banyak aktivitas yang terhenti dan berdampak pada terganggunya rantai pasokan bahan baku makanan, apalagi saat banyak bisnis kesulitan cashflow.

Baca Juga: Dua Kuliner Awal Tahun di Surabaya yang Wajib Dicoba!

“Ketika supplier utama darurat cashflow maka proses jual beli bahan baku tidak bisa berjalan seperti biasa, Menjadi tantangan bagi pebisnis F&B untuk mencari alternatif pemasok bahan baku yang efisien bagi perusahaan dan tentu sesuai kualitas,” ucap Nilam dalam keterangan resmi.

Sementara itu, Owner Roti Ropi Ahmad Reza menceritakan kendala yang berbeda, yaitu masalah pada sistem orderan bahan baku yang seringkali tidak terpantau karena sebelumnya Roti Ropi mengandalkan WhatsApp dalam mengkomunikasi orderan bahan baku ke pabrik.

Namun, pesan WhatsApp yang menumpuk itu membuat orderan bahan baku tak terbaca, sehingga pada suatu momen hal itu membuat outlet terpaksa tutup karena tidak bisa membuat roti. Meski begitu, Reza kini bisa bernafas lega setelah menggunakan layanan Food Market Hub pada Oktober 2021.

“Karena sistem orderan (food market hub) jadi lebih rapi, Saya pun dapat rekapan secara detail di email. Pada akhirnya membuat biaya operasional kami menjadi jauh lebih hemat hingga 20 persen,” kata Reza.

Acquisition Lead Food Market Hub Rona Hartriant mengatakan, manajemen sistem pengadaan bahan baku bisa membantu para pemilik restoran menekan biaya operasional. Dalam sejumlah kasus dari pengguna Food Market Hub, efisiensi bisa mencapai 80 persen, sehingga hal ini sangat penting dalam menjaga bisnis restoran tetap beroperasi di masa pandemi.

“Teknologi Food Market Hub mampu menganalisa harga pokok penjualan makanan secara terperinci dengan menghubungkan sebuah restoran kepada banyak supplier yang sudah menjadi rekan. Hal ini nantinya akan menciptakan ekosistem yang mampu membuat bisnis para pemilik restoran jauh lebih efisien,” ujar Rona.

Rona menuturkan, efisiensi yang terjadi akan membuat restoran mampu melakukan penghematan biaya operasional. Bahkan, tak hanya bertahan, pemilik restoran pun bisa lebih berkembang dari sebelumnya.

Melalui sistem yang terdigitalisasi, Food Market Hub juga mampu mengintegrasikan seluruh proses operasi bisnis, mulai dari suplai, inventarisasi, dan komunikasi agar berjalan lebih optimal. Selain itu, juga untuk membantu pemilik restoran mengotomatisasi pekerjaan yang bersifat manual.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait