URnews

Diperingati Setiap 2 Oktober, Begini Sejarah Hari Batik Nasional

Itha Prabandhani, Sabtu, 2 Oktober 2021 10.55 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Diperingati Setiap 2 Oktober, Begini Sejarah Hari Batik Nasional
Image: ilustrasi membatik (Pexels/Rizky Rafael)

Jakarta - Kamu tahu kan, guys kalau tanggal 2 Oktober ini diperingati sebagai Hari Batik Nasional? Tanggal 2 Oktober dipilih sebagai Hari Batik Nasional karena pada tanggal itulah batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Nah, buat kamu yang belum tahu, yuk simak sejarah singkat Hari Batik Nasional ini!

Sebelum ngomongin sejarahnya, kita perlu ulas dulu apa sih batik itu? 

Secara etimologi, istilah ‘batik’ berasal dari bahasa Jawa ‘ambathik’, yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘amba’ atau ‘lebar’ dan ‘nithik’ atau ‘membuat titik’. Jadi, kata ‘batik’ itu sendiri berarti membuat titik-titik pada sehelai kain. 

Konon, batik sudah ada sejak zaman Majapahit, yaitu pada sekitar abad ke-13 hingga abad ke-16. Namun, menurut seorang peneliti dan pustakawan asal Belanda, G.P Rouffaer, teknik batik sendiri kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka sejak abad ke-6 atau 7. 

Pada awal perkembangannya, batik dibuat secara tradisional menggunakan alat bernama canting. Para pembatik menorehkan malam yang telah dicairkan pada selembar kain, untuk membuat berbagai desain dan bentuk yang diinginkan. Jenis batik ini disebut dengan batik tulis. Proses pembuatannya pun makan waktu cukup lama, yaitu hingga 4 minggu. Batik juga menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah, maupun bunga. 

1601700931-Batik-Jalau.jpgSumber: Batik Jolawe karya Dedi Purwadi. (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Batik merupakan tradisi keraton, yang sarat dengan filosofi kehidupan. Pemakaiannya pun terbatas untuk kalangan anggota kerajaan. Namun, seiring perkembangan zaman, batik boleh digunakan untuk semua kalangan. 

Motif atau pola batik yang awalnya didominasi bentuk binatang dan tanaman, juga mulai berkembang dengan motif yang lebih bervariasi. Berkembangnya kesenian batik meluas di Indonesia setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Prosesnya pun tak lagi hanya tradisional, namun bisa diproduksi massal dengan mesin. 

Beberapa negara seperti Malaysia dan Tiongkok, pernah menyatakan bahwa batik adalah budaya asli negara mereka. Namun, pemerintah Indonesia tak tinggal diam begitu saja dan mendaftarkan batik sebagai daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia UNESCO pada 2008. Hingga pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity). 

Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia, Presiden SBY yang menjabat sebagai presiden Indonesia kala itu, kemudian menerbitkan Keppres No 33 Tahun 2009 tentang penetapan Hari Batik Nasional. Keputusan tersebut juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia. 

Keppres yang ditandatangani pada 17 November 2009 tersebut menyebutkan bahwa tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional dan Hari Batik Nasional bukan merupakan waktu libur. Hingga kini, batik sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia. Bahkan, pada hari atau acara tertentu, instansi pemerintah dan swasta mewajibkan penggunaan baju batik untuk bekerja.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait