Disabilitas Intelektual: Pengertian, Gejala, hingga Penyebabnya

Jakarta - Disabilitas intelektual merupakan kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan, baik dari segi fisik maupun mentalnya. Terlebih jika kondisi ini diderita oleh anak-anak, sebab dapat memengaruhi perkembangan mentalnya.
Penting mengenal lebih dalam soal disabilitas intelektual, agar kamu bisa lebih sadar ketika gejala ini muncul pada seseorang di dekatmu. Berikut rangkuman Urbanasia terkait disabilitas intlektual.
Apa Itu Disabilitas Intelektual?
Disabilitas intelektual adalah suatu kondisi kesehatan di mana seorang anak memiliki masalah dengan fungsi intelektual dan adaptifnya. Keadaan ini terbagi menjadi beberapa tingkatan, yakni ringan, sedang, dan berat.
Diketahui, fungsi intelektual seseorang berkaitan dengan kemampuan belajar, menyelesaikan masalah, nalar, pengambilan keputusan, dan sebagainya. Sedangkan fungsi adaptif berhubungan dengan kemampuannya menjalankan kehidupan sehari-hari.
Anak dengan disabilitas intelektual biasanya dapat terlihat gejalanya sebelum berusia 18 tahun. Ketidakmampuannya akan terlihat pertama kali saat dia mulai kesulitan belajar.
Gejala Disabilitas Intelektual
1. Keterlambatan Perkembangan
Anak-anak dengan disabilitas intelektual biasanya mengalami keterlambatan perkembangan di awal kehidupannya. Contohnya terlambat bisa duduk, merangkak atau berjalan, jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua anak yang mengalami keterlambatan perkembangan memiliki disabilitas intelektual.
2. Memiliki Masalah dalam Kemampuan Berbicara
Anak dengan disabilitas intelektual biasanya juga mengalami keterlambatan berbicara atau ia bisa mengalami kesulitan berbicara, sebab hal ini berkaitan erat dengan fungsi nalarnya.
3. Memiliki Masalah dalam Belajar
Selain kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, anak dengan disabilitas intelektual juga mengalami kesulitan dalam pembelajaran di sekolah. Hal itu karena mereka memiliki kesulitan untuk mengingat sesuatu, berpikir logis, dan memecahkan masalah.
4. Sulit Memahami Perilakunya
Anak dengan kondisi disabilitas intelektual juga mengalami kesulitan dalam memahami aturan sosial dan tata krama yang ada di masyarakat. Namun, dengan penanganan yang tepat, mereka bisa menjalani kehidupannya dengan lebih tertib.
5. Memiliki Masalah Perilaku
Masalah perilaku juga sering ditunjukkan oleh anak dengan disabilitas intelektual. Misalnya, mereka bisa tantrum yang meledak-ledak dan sulit mengontrol emosinya.
Penyebab Disabilitas Intelektual
1. Masa Prenatal
Pada masa prenatal atau saat bayi masih di dalam kandungan, bayi memiliki risiko menyandang disabilitas intelektual dengan penyebab tertentu.
Penyebab-penyebab tersebut yakni gangguan kromosom, metabolisme, gangguan dalam pembentukan otak janin, dan lingkungan buruk selama masa kehamilan.
2. Masa Perinatal
Pada masa perinatal atau saat proses melahirkan ada beberapa penyebab lain yang menjadi alasan terjadinya disabilitas intelektual pada anak, contohnya anoxia atau kekurangan oksigen saat proses lahiran.
Selain anoxia, berat badan kurang pada bayi dan infeksi yang dimiliki ibu juga berpengaruh terhadap kejadian disabilitas intelektual. Ketika bayi lahir prematur maka risiko komplikasi tinggi.
3. Masa Postnatal
Pada masa postnatal atau setelah melahirkan, penyebab disabilitas intelektual yang dapat terjadi adalah infeksi, malnutrisi, toksin, dan lingkungan yang kurang menstimulasi anak.
Serangan infeksi pada saraf tersebut dapat menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi tertentu seperti penglihatan, pendengaran, atau bahkan kapasitas intelektual yang akhirnya menyebabkan disabilitas intelektual.